16 Tahun Rukyatul Hilal, Harus Kuasai Ilmu Falak
RUSLI Adam, Kabid Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag Propinsi Jambi, sudah 16 tahun melakukan rukyatul hilal ataupun melihat bulan sebagai pertanda bulan Ramadhan dimulai. Bagaimana kesehariannya?
JUNIADI
TIDAK sembarang orang bisa menghitung bulan (rukyatul hilal) untuk melihat hisab dari pertanda akan dimulainya bulan pauasa, Idul fitri ataupun Idul Adha. Disamping harus memiliki ilmu falak (ilmu perhitungan perbintangan) dan orang yang menguasai alat canggih yang ada sekarang ini.
Ruslai Adam, adalah seorang yang boleh dikatakan ahli dalam melihat bulan (hisab rukyat hilal). Betapa tidak, hal ini telah dilakukannya selama 16 tahun belakangan.
Tentu saja, selama 16 tahun dairinya melihat bulan (Hisab rukyat), tentunya dirinya sudah memiliki pengalaman yang memadai dan juga menguasai ilmu falak dan mampu mengoperasikan alat cangih untuk melihat bulan tersebut.
“Saya sudah 16 tahun ikut rukyat hilal ini, itu mulai sejak saya menjabat sebagai kepala KUA selama 12 tahun, hingga sekarang sejak tahun 2009 lalu melakukan rukyat hilal ini,” ujar Rusli.
Selama melakukan rukyat hilal, baik untuk Bulan Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha dirinya mengatakan tidak pernah salah dalam menghitung bulan ataupun hisab rukyat hilal tersebut.
“InsyaAllah selama ini tidak salah, alhamdulillah selalu akurat,” jelasnya.
Untuk melihat sendiri, kata Rusli, hal tersebut harus dilakukan di tempat yang tinggi, karena akan mempermudah untuk melihat dan menghitung bulan tersebut.
“Untuk ramadhan ini, kita akan melakukan hisab rukyat hilal juga, kemungkinan akan kita lakukan di Hotel Novita ataupu Hotel Abadi. Itu akan kita lakukan pada tangal 8 Juli nanti pada sore hari,” pungkasnya. (*)