JAKARTA - Situasi keamanan di Syria kian memanas, apalagi dengan rencana serangan militer Amerika Serikat (AS) ke negara tersebut. Menyikapi kondisi tersebut, pemerintah Indonesia menyatakan terus berupaya memberikan perlindungan terhadap para Warga Negara Indonesia (WNI) di sana. Pemerintah pun memutuskan untuk memulangkan para WNI ke ke tanah air secara bertahap.
\"Terkait dengan perkembangan situasi dan kondisi di Suriah yang tidak menentu khususnya pasca adanya dugaan penggunaan senjata kimia dan ancaman intervensi militer di Suriah, sebagaimana telah selama ini dilakukan, Pemerintah akan terus memberikan perlindungan WNI di Suriah termasuk memulangkan WNI ke tanah air,\"papar Juru Bicara Kemenlu Michael Tene ketika dihubungi, kemarin (2/9).
Tene memaparkan, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah Indonesia untuk memberikan perlindungan terhadap para WNI di negara tersebut. Diantaranya, mengevakuasi WNI dari area konflik ke sejumlah lokasi yang lebih aman di Syria, seperti negara-negara tetangga di Suriah, yakni Lebanon dan Turki. \"Evakuasi tersebut melalui jalur darat,\"ujar Tene.
Sejak kondisi di Syria bergolak, lanjut Tene, pemerintah telah membuah tiga penampungan di negara tersebut. Antara lain di Damaskus dan kota-kota lainnya seperti Aleppo dan Lattakia. Berdasarkan data Kemenlu, hingga saat ini tercatat 211 WNI berada di penampungan Damaskus, 35 di Aleppo, delapan di Lattakia dan 154 di Beirut.
\"Perlindungan WNI sangat penting di saat kondisi dan situasi di Syria saat ini terlibat konflik yang sangat kompleks. Kita terus meamstikan keamanan bagi WNI di Syria,\"lanjutnya.
Sementara itu, sesuai dengan data yang tercatat di imigrasi Syria sebelum krisis, WNI di Syria diperkirakan berjumlah 12.572 orang.\" Ketika politik dan keamanan Syria mulai tidak stabil, pemerintah telah memfasilitasi pemulangan 8.682 WNI di Syria, baik yang melalui jalur udara dari Damaskus maupun dengan jalur darat melalui Beirut (Lebanon) dan Ankara (Turki).
Pemulangan tersebut dilakukan secara bertahap. Mulai Februari 2012 hingga 30 Agustus 2013, pemerintah telah memulangkan WNI dari Suriah dalam 178 gelombang (sortie) dengan jumlah 5.114 WNI ke tanah air. Selain itu, pemerintah juga telah memfasilitasi pemulangan lebih dari 3.568 WNI melalui pengurusan dokumen keimigrasian dan hal-hal terkait lainnya.
\"Saat ini diperkirakan sekitar 3.890 WNI masih berada di Syria. Saat ini KBRI sedang memproses pemulangan 866 WNI dari Syria. KBRI pun terus menjalin kontak dan komunikasi dengan WNI yang masih berada di sana,\"imbuh dia.
(ken)