Smartphone Made in Indonesia, Kenapa Tidak?
Diawali dari alat utama sistem persenjataan (alutsista) hingga mobil, Indonesia terus mengejar ambisi memproduksi produk favorit konsumen di dalam negeri. Salah satu
yang kini dalam persiapan serius adalah smartphone made in Indonesia.
HARAPAN terhadap munculnya produk smartphone karya anak bangsa terbit pada pengujung Agustus lalu. Tepatnya ketika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian (Puslit) Informatika meluncurkan smartphone bernama BandrOS. Smartphone BandrOS ini tidak seperti barang sejenis yang mengklaim buatan Indonesia, tetapi operating system (OS)-nya bikinan luar negeri. Entah itu menggunakan OS Android, iOS, BlackBerry, Windows Phone, atau sejenisnya. Pada teknologi martphone,
posisi OS ibarat nyawa pada manusia.
Sementara chasing atau perangkat keras handphone ibarat badan. Meskipun perangkatnya dibuat di Indonesia, tetapi jika menggunakan OS impor, tidak sah disebut karya anak bangsa. Namun, khusus BandrOS ini benar-benar produk lokal. Semuanya dibuat orang Indonesia.
Khusus perangkat teleponnya mendapatkan suntikan ide dari PT INTI, selaku produsen pesawat
telepon dan telepon genggam lokal. Sedangkan ”nyawa” smartphone ini dikembangkan dua
peneliti LIPI Ana Heryana dan Sahrul Arif, yang akhirnya diberi nama BandrOS.
Smartphone ini saat diluncurkan di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek)
Serpong sudah berbentuk prototipe (produk contoh). Sejumlah pihak seperti Kepala LIPI Lukman
Hakim mendapatkan satu unit prototipe BandrOS.
Dari tampilan fisiknya, BandrOS ini hampir mirip dengan smartphone yang sekarang beredar di
pasaran. Peranti ini menggunakan teknologi full touch screen dengan layar 3,5 inci. Aplikasi dan fungsi
di dalamnya juga tidak jauh berbeda dengan smartphone lainnya. Di antaranya bisa dipakai untuk menelepon, SMS, internetan, multimedia, game, GPS, dan fitur-fitur ter-update yang lain.