Kelima tahapan tersebut adalah: tahap pemutakhiran data pemilih, tahap pencalonan dan penetapan calon, tahap kampanye dan dana kampanye, tahap pemungutan, penghitungan dan rekapitulasi suara, dan terakhir adalah tahap penetapan calon terpilih.
Masih berbicara tentang pemutakhiran data, ada yang luar biasa pada proses pemutakhiran data pemilih untuk Pemilu kali ini, dimana pleno rekapitulasi penetapan dan validasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan DPRD 2014 khususnya untuk Kota Jambi sendiri telah di lakukan sebanyak lima kali terhitung mulai tanggal 13 September 2013 sampai dengan tanggal 4 Desember 2013. Perbaikan itu sendiri bukan tanpa alasan, namun didasari dan didorong dengan keluarnya Surat Edaran KPU Nomor 644/KPU/IX/2013 perihal perbaikan daftar pemilih dan penetapan DPT. Ini dilakukan guna melengkapi beberapa data dalam DPT antara lain Nomor Induk Kependudukan (NIK), dan Nomor Kartu Keluarga (NKK). Disamping itu, terdapatnya pemilih ganda dalam DPT juga masih merupakan masalah yang sangat serius dan banyak dibahas.
Peluang masyarakat untuk ikut aktif berpartisipasi dan menggunakan haknya dalam pemungutan suara sebenarnya sangat besar. Ini terbukti dengan berbagai ruang masuk yang tersurat dalam peraturan-peraturan KPU. Pada proses selanjutnya apabila masih ditemukan warga masyarakat yang tidak masuk dalam DPT yang ditetapkan sedangkan mereka memenuhi syarat sebagai pemilih, maka masih dapat diakomodir untuk masuk dalam Daftar Pemilih Tambahan (DPTb), Daftar Pemilih Khusus (DPK) atau juga dalam Daftar Pemilih Khusus Tambahan.
Mencermati proses dan sekaligus dilema diatas, patut diapresiasi bahwa penyelenggara Pemilukada tidak lepas tangan dalam meng-update daftar pemilih. Mulai dari KPU Daerah, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan seterusnya, bertanggung jawab terhadap data yang up-to date. Tidak ketinggalan juga pengawas pemilu yang mempunyai fungsi kontrol dalam menjaga pemilu yang harmonis dan bersinergi.
Dan terpenting, demi suksesnya perhelatan Pemilu yang dicita-citakan sudah barang tentu KPU Kota Jambi harus melibatkan berbagai pihak terutama pemangku kepentingan /stakeholders yang terkait Pemilu. Salah satu pihak yang mempunyai peran sangat penting dan dapat dirangkul dalam pendidikan politik adalah perguruan tinggi.
Pada akhirnya, hak untuk paham akan sebuah regulasi kepemiluan tidak hanya milik penyelenggara pemilu, tetapi juga masyarakat “awam”. Banyak perdebatan yang berujung sengketa terjadi dilapangan akibat kekeliruan penafsiran dan dangkalnya pemahaman sebuah peraturan. Seperti contoh kasus, seseorang yang meninggal dunia setelah DPT diplenokan dan ditetapkan oleh KPU sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kondisi DPT yang sudah ditetapkan. Banyak pihak yang menganggap bahwa DPT adalah segalanya, padahal itu adalah salah satu alat disamping alat lainnya yang dapat digunakan dalam menampung sebuah aspirasi pemilih. Namun satu hal yang perlu dipahami bahwa semua tahapan Pemilu yang dilewati merupakan sebuah proses pembelajaran dan kedewasaan dalam berpolitik.
(Penulis adalah Dosen STISIP-NH Jambi, Direktur Eksekutif Jambi Trust Institute, dan Anggota PELANTA)