JAKARTA - Survei tentang calon presiden (capres) hasil kerjasama IndoBarometer dengan Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI) semakin mengukuhkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai figur dengan elektabilitas tertinggi. Berdasarkan survei ini, elektabilitas pria yang akrab disapa Jokowi itu mencapai angka 30,3 persen.
Angka itu jauh meninggalkan 10 kandidat capres lainnya yang masuk dalam survei. Bahkan, capres Partai Gerindra Prabowo Subianto yang berada di posisi kedua saja hanya meraih elektabilitas 15,8 persen.
“Jokowi masih jauh di atas calon yang lainnya,” kata pakar psikologi UI, Hamdi Muluk saat merilis hasil survei di Jakarta, Rabu (12/3).
Di bawah Jokowi dan Prabowo ada nama Aburizal Bakrie dengan elektabilitas 11,8 persen. Selanjutnya adan nama Wiranto 6,4 (persen) dan Megawati Soekarnoputri (6,4 persen).
Survei itu juga menyodorkan simulasi jika PDIP mengusung Jokowi sebagai capres. Hasilnya, elektabilitas Jokowi dengan perahu PDIP menembus angka 37,5 persen. Rivalnya adalah Prabowo yang hanya 18,5 persen, Aburizal Bakrie (12,9 persen), Wiranto (7,3 persen) dan Hatta Rajasa (2 persen) Sedangkan nama-nama lainnya hanya punya elektabilitas di bawah 2 persen.
Elektabilitas Jokowi jika diusung PDIP juga tetap tertinggi meski dipasangkan dengan calon wakil presiden dari internal maupun eksternak partai pimpinan Megawati itu. Dari internal PDIP, nama yang disimulasikan jadi cawapres Jokowi adalah Puan Maharani dan Prananda Prabowo. Hasilnya, elektabilitas Jokowi jika dipasangkan dengan Puan adalah 35 persen, sedangkan dengan Prananda adalah 33,7 persen.
Elektabilitas Jokowi meroket jika dipasangkan dengan cawapres dari luar PDIP. Dengan simulasi duet Jokowi-Jusuf Kalla dan pesaingnya di pilpres hanya pasangan Prabowo-Pramono Edhie dan Aburizal-Muhaimin, maka elektabilitas mantan Wali Kota Surakarta itu mencapai 37,9 persen. Sedangkan jika Jokowi diduetkan dengan Hatta Rajasa, elektabilitas 37,1 persen.
\"Jokowi tetap tertinggi andai berpasangan dengan Hatta dengan simulasi lawannya adalah pasangan Prabowo-Pramono Edhie yang elektabilitasnya hanya 18,4 persen dan Aburizal-Muhaimin 12,7 persen ,” papar Direktur Ekskutif Indobarometer M Qodari.
Dari survei itu juga diketahui bahwa suara pemilih ke Megawati akan anjlok jika berpasangan dengan selain Jokowi. Andai Megawati berpasangan dengan Jusuf Kalla maka elektabilitas hanya 14 persen.
Angka itu kalah jauh dibanding pasangan Prabowo-Hatta dengan elektabilitas 28,3 persen, kemudian Aburizal-Muhaimin dengan 14,3 persen dan Wiranto-Hary meraih 12,3 persen. \"Megawati baru bisa bersaing dengan Prabowo hanya jika Jokowi jadi wakilnya, meski masih kalah tipis,\" papar Qodari.
Survei IndoBarometer itu juga menyodorkan pertanyaan tertutup terhadap 14 nama calon wakil presiden. Hasilnya, Jusuf Kalla di peringkat teratas dengan elektabilitas 17,5 persen, disusul Hatta Rajasa (10,1 persen), Hary Tanoesoedibdjo (7,2 persen), Mahfud MD (4,8 persen), Muhaimin Iskandar (4,8 persen), Gita Wirjawan (2,8 persen) dan Puan Maharani (1,1 persen). Sementara nama-nama lainnya belum bisa mencapai angka 1 persen.
Qodari menambahkan, surveinya juga melakukan simulasi cawapres dari kalangan partai berbasis massa Islam. Hasilnya nama Ketua Umum PAN Hatta Rajasa di peringkat teratas sebagai cawapres dengan elektabilitas 16,0 persen, diikuti Muhaimin Iskandar (6,2 persen), Yusril Ihza Mahendra (3,7 persen), Suryadharma Ali (2,9 persen) dan Anis Matta (0,9 persen).
Survei digelar pada tanggal 14-25 Februari 2014 di 33 provinsi. Survei dengan responden 1.200 orang itu punya margin of error kurang lebih 3,0 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
(dil/ara/jpnn)