Diduga Mengalami Sakit Jiwa
KUALA TUNGKAL - Pria paruh baya atas nama Sanusi Bin Suriansah (50), warga RT 12 Sungai Tiram Desa Bunga Tanjung, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di pohon rambutan di belakang rumah Senin (17/3) kemarin sekitar pukul 14.00 WIB mengunakan tali jemuran.
Jenazah Sanusi pertama kali ditemukan oleh tetangganya yang tergantung diri di pohon rambutan dan saat ini jenazah Sanusi telah dimakamkan pihak keluarga selasa pagi.
Salah seorang tetangga korban yang enggan disebutkan namanya, mengatakan korban diduga stres dan beberapa kali sempat berobat ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Jambi.
\"Korban sebelumnya mengeluhkan obat stresnya dari RSJ habis, dan membeli obat dari Puskesmas Sukerejo. Mungkin karena obatnya tidak manjur dia mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri,\" ujar warga tersebut.
Lanjutnya lagi, menurutnya juga Sanusi sendiri stress dikarenakan hingga kini belum mempunyai keturunan dengan istrinya. “ Mungkin itu juga yang menjadi pikiran dia sehingga dia nekat berbuat seperti itu,”jelasnya.
Sementara itu,Kapolsek Betara, Iptu Ginda Silalahi, terkait hal ini mengatakan bahwa setelah kejadian jenazah korban langsung dilakukan visum di Puskesmas Suko Rejo untuk memastikan penyebab tewasnya korban.
“ Setelah dilakukan visum di puskesmas ditetapkan bahwa korban murni bunuh diri,” sebutnya.
Lanjutnya lagi, untuk saksinya sendiri dari kejadian tersebut yakni, Supriadi Bin Ramli (22) tetangga korban, Nuraisyah (40) yang merupakan istri korban, dan Abdul Haris (41) yang juga tetangga korban.
“ Setelah dinyatakan murni bunuh diri jenazah langsung diserahkan ke pihak keluarga,” sebutnya.
Ginda mengungkapkan bahwa sejauh ini, penyebab korban nekat melakukan aksi bunuh diri diduga dikarenakan korban mengalami gangguan jiwa dan stress. “ Diduga memang karena stress,” pungkasnya.
Sementara itu, Efendy (54), warga RT 19 RW 05, Kelurahan Muarabulian, Batanghari yang merupakan pensiunan PNS di Dinas Sosnakertrans, Selasa (18/3) kemarin ditemukan tak bernyawa di tempat pembuangan sampah, tepat di belakang rumahnya.
Efendy pertama sekali terlihat oleh Ica Bin Ono, tetangganya sendiri. Temuan itu lantas disampaikan Ica kepada orang tuanya. Dia mengatakan melihat kaki manusia ditempat pembuangan sampah. Informasi itu lantas disampaikan orang tua Ica kepada penduduk setempat. Warga kemudian beramai-ramai mengecek TKP yang disampaikan.
Hasilnya, ternyata tidak meleset. Warga mendapati Efendy tergeletak tidak bernyawa di atas tumpukan sampah. Kepolisian Resort Muarabulian yang mendapat info adanya temuan mayat langsung terjun kelokasi. Mayat Efendy kemudian dibawa ke Rumah Sakit Hamba Muarabulian untuk proses visum.
Hasilnya dokter mengatakan Efendy meninggal karena peyakit jantung. Efendy selama ini memang menderita penyakit jantung dan darah tinggi. “ Hasil visum dokter, Efendy meninggal karena jatung,”ujar Kapolsek Muarabulian, AKP Dwibo Likson, di RSU Hamba, Selasa (18/3) malam.
Dikatakan Kapolsek, sebelum ditemukan meninggal, Efendy sekitar pukul 17.00 WIB, sedang menyapu belakang rumahnya. Bahkan, keluarganya masih meyediakan teh untuknya. “ Jadi sambil ngeteh dia menyapu belakang rumah, kemungkinan saat buang sampah sakit jantungnya kambuh yang berujung meninggal,”ungkap Kapolsek.
Dijelaskannya, bahwa Mayat Efendy sendiri pertama sekali ditemukan anak tetangganya. Cuman anak itu melihat secara samar-samar. “ Saksi ini ngasih tahu ke orang tuanya, perkiraan mereka yang ninggal itu pemulung. Rupanya tetangganya sendiri,” tutup Kapolsek Muarabulian.
(Adi/Sun)