JAKARTA - Keputusan Partai Demokrat melanjutkan tahap konvensi capres menjadi satu dinamika yang bisa memengaruhi konstelasi penggalangan koalisi yang dilakukan partai-partai. Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari menilai langkah Demokrat itu bisa memengaruhi pencapresan Aburizal Bakrie maupun Prabowo Subianto.
\"Keputusan itu berimplikasi luas. Bisa-bisa ARB atau Prabowo tidak kebagian boarding pass untuk pilpres nanti,\" kata Qodari di Jakarta kemarin (16/4). Itu terjadi jika keduanya tidak segera memutuskan partai yang akan menjadi mitra koalisi, termasuk cawapres yang mendampinginya.
Qodari mengatakan, saat ini Demokrat seperti menjadi pendulum politik yang menentukan. Apalagi komunikasi politik oleh partai-partai cenderung mengalami kemandekan. Sejauh ini, baru PDIP dan Partai Nasdem yang resmi menjalin koalisi.
\"Partai-partai yang tersisa (belum menentukan koalisi, Red) masih banyak. Pada titik ini, kemungkinan ada poros baru sangat terbuka,\" terang Qodari. Sebab, dengan meneruskan konvensi, konsekuensinya adalah mengusung pemenangnya sebagai capres. \"Kalau nggak niat (ajukan capres), konvensi mestinya selesai sampai di sini,\" sambungnya.
Dengan kondisi itu, lanjut dia, bisa saja partai-partai yang saat ini tergabung dalam koalisi dengan SBY diminta untuk menunggu hasil konvensi. Nah, menurut Qodari, jika Prabowo atau Ical tidak cepat-cepat memutuskan cawapres dan mitra koalisi, bisa terlambat. Sebab, Golkar dan Gerindra masih membutuhkan tambahan suara dari partai lain untuk memenuhi syarat ambang batas pencapresan.
Bagaimana Jokowi? Qodari mengatakan, kepastian PDIP berkoalisi dengan Nasdem sudah memenuhi syarat presidential threshold untuk mengajukan pasangan capres-cawapres. \"Perdebatannya tinggal di internal partai untuk menentukan cawapres Jokowi,\" katanya.
Secara terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono mengatakan, pihaknya tidak gegabah menentukan koalisi. Menurut dia, koalisi akan diputuskan saat Rapimnas Golkar pada 3 Mei mendatang. \"Belum bisa ditentukan, saya tidak berwenang menyatakan itu. Yang berwenang menyatakan itu adalah pada rapimnas 3 Mei. Nanti diputuskan internal di situ,\" ujar Agung di kompleks Istana Kepresidenan kemarin.
Agung menuturkan, hingga saat ini Golkar masih mencari format yang pas untuk menentukan langkah-langkah koalisi. Pihaknya berharap partai-partai yang berkoalisi dengan Golkar memiliki platform yang tidak jauh dengan partainya. Di samping itu, pihaknya juga mempertimbangkan partai-partai yang bisa mendukung perolehan presidential threshold.
\"Dengan begitu, akan lebih mudah berkomunikasi dan menghadapi isu-isu atau membuat suatu program, menyikapi suatu isu, menyikapi suatu masalah. Karena basisnya adalah platform politik,\" tuturnya.
Menyoal kemungkinan melanjutkan koalisi dengan Dekmokrat, Agung juga mengaku belum bisa berkomentar. Namun, dia tidak memungkiri ada rencana Ical bertemu dengan SBY. \"Memang ada rencana ya. Sekarang masih mencari bentuk. Kalau nggak salah sebelum 18 Mei masih bisa ada manuver, ada upaya-upaya untuk saling mendekat, saling menjajaki. Biarlah waktu berjalan selama beberapa hari ini,\" imbuhnya.
Desakan Bentuk Poros Sendiri Menguat
Arah koalisi Partai Demokrat masih ditunggu-tunggu, terutama oleh partai-partai