Ical-Prabowo Terancam Gigit Jari

Kamis 17-04-2014,00:00 WIB

                Sehingga saat ini, mau tidak mau partai-partai harus saling menjadi mitra untuk memenuhi syarat tersebut. Yang jelas, lanjut Teguh, PAN selalu mengedepankan kesamaan soal platform saat menentukan arah koalisi. Misalnya terkait dengan pemerataan pembangunan dan reformasi gelombang kedua.

                Terkait posisi Ketua Umum PAN Hatta Rajasa yang akan ditawarkan menjadi cawapres dalam koalisi, menurut Teguh, hal itu juga sesuai dengan orientasi dan platform yang diusung PAN. Figur Hatta dinilai memiliki kemampuan dan pengalaman duduk dalam pemerintahan. \"Sayang kalau hanya menjadi penonton,\" ujar mantan presenter televisi itu.

                PAN, lanjut Teguh, realistis dengan hasil pileg yang tidak memungkinkan untuk menjadi motor koalisi atau mengusung capres sendiri. Meski begitu, dia yakin bahwa posisi PAN akan menentukan dalam peta koalisi yang saat ini tengah digalang partai-partai. \"Jumlah kursi PAN di DPR nanti juga dipastikan akan lebih banyak dari saat ini,\" tandasnya.

Ical Tetap Maju, Tokoh Golkar Boleh Dipinang Partai Lain

 

Terpisah, tokoh-tokoh senior beringin yang masuk dalam Dewan Pertimbangan Partai Golkar kemarin malam menggelar rapat di kantor DPP Partai Golkar. Selain Ketua Wantim Akbar Tandjung, hadir pula Wakil Wantim Luhut Pandjaitan, Sekretaris Wantim Budi Harsono, anggota Wantim seperti Fahmi Idris, Anwar Arifin, Abdul Gafur, Sri Rejeki, Patrice Morin, Sarwono Kusumaatmadja, dan Agusman Effendi hadir.

\" Usai rapat yang berlangsung selama 2 jam 20 menit itu, Akbar menyatakan bahwa keputusan Wantim bulat untuk menghormati keputusan Rapimnas 2011, bahwa Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie tetap maju sebagai capres. Wantim dalam hal ini menghargai proses deklarasi Ical, termasuk upaya mensosialisasikan diri ke berbagai daerah sebagai capres.

\" \"Sebagai wantim, kami ingin konsisten, kami akan terus mempersilahkan saudara Aburizal Bakrie maju sebagai capres,\" ujar Akbar usai rapat kemarin malam.

\" Meski bulat mendorong Ical terus maju, Akbar menyadari bahwa Partai Golkar membutuhkan koalisi, sekaligus mencari pendamping cawapres bagi Ical. Upaya DPP Partai Golkar untuk melakukan koalisi dengan Partai Hati Nurani Rakyat, menjadi langkah maju yang harus terus dikembangkan.

\" \"Kami mempersilahkan tidak hanya kepada Hanura, tapi juga partai lain. Ada baiknya proses dikomunikasikan dengan Wantim,\" ujar Akbar.

\" Akbar menambahkan, sebagai partai besar, ada sejumlah tokoh yang kini digadang-gadang berpotensi dipinang sebagai cawapres partai lain. Selain Akbar dan Luhut, nama yang paling menonjol adalah mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla.

\" Terhadap posisi itu, Wantim memutuskan terhadap adanya potensi kader yang bisa memiliki jabatan strategis, hendaknya diberi kesempatan maju. Akbar menyatakan, keputusan Wantim meminta kepada DPP untuk berbesar hati melepas tokoh, jika nantinya dipinang oleh partai lain.

\" \"Kami menyarankan DPP PG untuk memberi kesempatan, memberi jalan, jika ada tokoh yang diminta, terutama untuk pencalonan calon wakil presiden,\" ujarnya.

\" Terkait evaluasi terhadap hasil pileg, Akbar mengakui jika Partai Golkar tidak berhasil mencapai target. Dengan raihan di kisaran 14,85 persen, Partai Golkar harus legowo mendapatkan jumlah kursi antara 83-96 kursi.

\" \"Berarti kami turun 10 kursi,\" ujar Akbar.

\" Menurut Akbar, partai Golkar sudah punya pengalaman panjang. Dengan dinamika politik yang tinggi, saat ini Partai Golkar menghadapi kompetisi yg cukup ketat, yang menyebabkan target tiddk bisa dicapai. \"Kami cukup prihatin, tapi kami tdk perlu larut di keprihatinan. Kami harus berbuat sesuatu ke depan,\" ujarnya.

Tags :
Kategori :

Terkait