Bangun Kemitraan Dunia Usaha

Rabu 30-04-2014,00:00 WIB

 JAMBI- Sekilas, Linda Wati terlihat tidak berbeda dengan gadis lainnya. Namun siapa sangka, ia merupakan seorang gadis yang telah berkontribusi besar untuk kesejahteraan masyarakat di tempat tinggalnya, di Desa Rano, Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Linda merupakan seorang pengrajin sekaligus instruktur kerajinan anyaman pandan.  Perempuan berjilbab ini tertarik melanjutkan kerajinan anyaman yang dirintis tahun 2001 oleh Samsidar, bibinya. Awalnya, produk kerajinan anyaman yang dihasilkan hanya untuk kebutuhan sendiri.

Usaha itu mulai berkembang diawali dengan kehadiran beberapa pegawai Kecamatan Muara Sabak yang datang berkunjung kesana. Pegawai tersebut mulai mempromosikan kerajinan anyaman Linda Wati itu. Lalu satu tahun kemudian, SKK Migas Perwakilan Sumbagsel-PetroChina International Jabung Ltd. melihat potensi usaha Linda Wati yang dapat lebih dikenal publik dan memberikan bantuan untuk mengembangkan usahanya.

“Tahun 2005 datang pihak dari SKK Migas Perwakilan Sumbagsel-PetroChina memberikan bantuan untuk pengembangan usaha kami ini. Kami diberikan bantuan berupa mesin jahit, alat perendam pandan, dan peralatan lainnya, serta bantuan modal uang,” ujar Linda.

Adanya bantuan tersebut, jelasnya, membuat usahanya semakin berkembang. Sebelum adanya bantuan dari SKK Migas Perwakilan Sumbagsel-PetroChina, ucapnya, sebenarnya mereka sudah mulai membuat kerajinan anyaman untuk dijual. “Tapi skalanya masih sangat kecil, dan produknya sangat terbatas.  Itu setelah kami mengikuti pelatihan di Tasik,” ungkap Linda.

 

Dengan adanya bantuan dari SKK Migas Perwaklan Sumbagsel- PetroChina itu, ucapnya, akhirnya mereka membuat usaha tersebut menjadi semakin besar, dan berorientasi pada pasar. Jenis produk dan kualitasnya dikembangkan. “Setelah dapat pelatihan belum bisa langsung besar, karena masih terbatas modal,” kenangnya.

Untuk semakin memperkenalkan produknya, mereka dibina juga oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan,  dan Koperasi Tanjung Jabung Timur. Linda yang kini fokus mengelola usaha nya itu sering mengikuti pameran supaya produk semakin dikenal luas. Tak sia-sia, upaya itu berhasil mendongkrak penjualannya.

“Saya sangat berterima kasih kepada Bapak Bupati dan ibu, Dekranasda Tanjung Jabung Timur, Dinas Perindag Tanjabtim dan SKK Migas Perwakilan Sumbagsel-Petrochina yang telah memberikan dukungan dan bantuan untuk KUB Radesta,” sebutnya.

Kini ada sekitar 20 warga yang membantu mengerjakan kerajinan di sana. Warga mengambil bahan baku dari Linda, kemudian mengayam di rumah masing-masing. Produk itu selanjutnya dikumpulkan kepada Linda yang telah membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) Radesta.

“Adanya bantuan dari semua pihak sangat positif, bukan saja untuk saya tapi juga untuk warga di sekitar. Mereka dapat mengisi waktu dengan berkarya di rumah. Tentu saja itu juga menambah penghasilan mereka, yang berujung pada peningkatan kesejahteraan,” paparnya.

Linda memiliki pengalaman menarik saat ia mewakili Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam sebuah pameran yang diadakan di Kota Jambi. Menjaga bazaar yang digelar Disperindag Tanjung Jabung Timur, Linda memajang beberapa hasil kerajinannya, mulai dari bros, dompet, hingga tas.

Namun hasil kerajinannya sempat diragukan pengunjung karena terlihat mencolok dan berbeda dari kerajinan dari daerah lain. Pengunjung bagai tak percaya bahwa kerajinan yang ada di stand itu adalah produk yang dibuat di Desa Rano, Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

“Dulu pertama-pertama ikut pameran, pernah dibilang bohong. Tamu ada yang nggak percaya kalau kerajinan yang kita tampilkan benar-benar dari Tanjung Jabung Timur. Mereka pikir kami memajang kerajinan yang sengaja kita beli dari Jawa karena finishingnya yang bagus,” ucapnya.

Dia mengatakan saat itu dia hanya mengambil sisi positif dari pandangan pengunjung stand tersebut. “Secara tidak langsung, ini menunjukkan bahwa kerajinan kita berarti tak kalah dengan daerah lain,” ungkapnya.

Tags :
Kategori :

Terkait