Stand By Sejak Habis Subuh, Sekali Naik Dibayar Rp 2 Ribu-Rp 10 Ribu
MENJADI penambang perahu bukanlah kerja yang hina. Demi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pekerjaan itu harus dilakukan dengan ikhlas. Meskipun kondisi tubuh sering sakit apabila terlalu dingin
FATHUL MUBARAK
SEJAK 2006 lalu, menjadi penambang perahu di Danau Sipin sudah menjadi pekerjaan rutin yang dijalani oleh Rahila (59). Pekerjaan yang dilakukan ini untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Setiap hari sebilah pengayuh dan sebuah sampan selalu menemaninya. Meskipun asamurat sering timbul apabila sudah capek dan kedinginan.
Pekerjaan yang dilakukan ini lebih pagi dibandingkan pegawai kantoran dan anak-anak sekolah. Habis sholat subuh, dirinya langsung ke Danau Sipin untuk mempersiapkan segala peralatan untuk nambang. Sebelum orang kantoran dan anak-anak sekolah datang, dirinya sudah menunggu diatas perahu, sambutan yang ramahpun dilakukan.
Tidak mahal ongkos yang dibayarkan para penumpang, sekali naik hanya bayar Rp 2.000 hingga Rp 1.000 rupiah untuk sampai ke seberang. Setibanya diseberang, penumpang langsung jalan kaki, dan ada juga yang naik ojek. Ada empat orang ibu-ibu yang sering mangkal di pelabuhan di Danau Sipin ini. Sedangkan bapak-bapak sekitar 3 orang. Tidak banyak uang yang didapatkan dari hasil nambang perahu.
“Sehari kadang dapat Rp 20 ribu. Bahkan ada yang Rp 10 ribu, tergantung rizkilah,” kata Rahilah. Uang tersebut hanya cukup untuk membeli beras dan kebutuhan sehari-hari saja. Beruntung Rahilah tidak lagi memiliki tanggungan dirumahnya, dikarenakan tiga anaknya sudah menikah. Kini, dirinya hanya tinggal bersama cucunya Ramadhan.
Pendapatan berkurang sejak 3 tahun terakhir. Hal tersebut dikarenakan masyarakat diseberang Danau Sipin sudah banyak yang menggunakan kendaraan sendiri dan menggunakan perahu sendiri. Penumpang ramai apabila air Danau Naik, kalau air surut, penumpang hanya anak sekolah. Namun, ongkosnya lebih murah, pendapatanpun juga tidak bertambah.
“Walaupun sedikit, tetap saya jalani, kalu dak nambang, sayo nak makan apo. Kadang sayo memang sering asamurat, apolagi kalu dingin, kaki sayo sering bengkak,” katanya. (*)