Jokowi pun Kaget, Sang Menteri Siap Kerja
Dari sederet nama wonder woman di kabinet Kerja Jokowi-JK, kemarin dilantik. Jumlah menteri perempuan dalam Kabinet Kerja terbanyak dalam sejarah kabinet Indonesia. Yang menarik, para menteri perempuan tersebut mayoritas berasal dari kalangan profesional.
KABINET Pemerintahan Presiden Jokowi akhirnya terbentuk. Kabinet yang diberi nama Kabinet Kerja itu juga telah siap mengemban tugas negara. Yang menarik, porsi menteri perempuan bertambah. Dari 34 Menteri, ada delapan perempuan yang mengisi kabinet tersebut. Ternyata, Jokowi pun terkejut mengetahui meningkatnya porsi menteri perempuan dalam kabinetnya. Hal tersebut diungkapkan Mantan Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto.
Andi menuturkan, Jokowi tidak pernah merencanakan jumlah menteri perempuan dalam kabinetnya. Sebab, awalnya Jokowi telah mempersiapkan 81 nama untuk diserahkan ke KPK dan PPATK.
\"Dari situ PR pertama mencari tempat nama-nama yang di-endorse Ketum Paprol lalu profesional-profesional lainnya,\"paparnya.
Setelah hasil screening dari KPk dan PPATK diterima, Jokowi dan JK pun menyusun kabinet. Begitu selesai disusun, mereka terkejut mengetahui ternyata ada delapan menteri perempuan. \"Jadi tidak dirancang berapa perempuan dan berapa Dirut BUMN. Yang dirancang dari Parpol berapa, PDIP berapa, Nasdem berapa. Selain itu, tidak dirancang. Ini output yang tidak sengaja. Jadi kita terkejut-kejut, ada delapan perempuan,\"papar Andi.
Andi menguraikan, pembentukan Kabinet Kerja memang mengutamakan para menteri yang memiliki kapasitas yang mumpuni dan rekam jejak bersih. Dia mencontohkan, Yohana Yambesi seorang Guru Besar Perempuan asal Papua yang ditunjuk sebagai Menteri Perempuan dan Perlindungan Anak. \"Yohana ini dia kan Profesor Papua pertama wanita, tapi tidak dirancang. Memang dia ini menarik,\"ujar Andi.
Meski tidak sepopuler nama menteri perempuan lainnya, tapi Yohana Yembise memiliki prestasi yang tidak kalah dengan mereka.
Sesuai dengan Kementerian yang dipimpinnya saat ini, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan ANak, Ibu tiga anak ini telah membuka jalan bagi perempuan-perempuan di Provinsi Paling Timur Indonesia itu untuk dapat keluar dari diskriminasi.
Dimulai saat ia pertama mendapat kesempatan untuk dapat mencicipi belajar di di Amerika Serikat. Saat itu Yohana tengah duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas 3. Ia berhasil menyingkirkan pesaingnya untuk mengikuti pertukaran pemuda Indonesia-Kanada pada tahun 1978.
Kesempatan lain ia buka untuk perempuan-perempuan di Papua, ia berhasil mengukuhkan diri sebagai professor perempuan pertama dari tanah Cendrawasih itu tahun 2012 lalu. Gelar itu diberikan oleh Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Papua, Festus Simbiak saat itu.
Tak berhenti disitu, kini perempuan 56 tahun itu diangkat sebagai Menteri Perempuan Pertama dari Papua. \"Saya hanya pembuka, tentu ke depan akan banyak perempuan-perempuan dari Papua yang akan lebih hebat dari saya,\" tuturnya kepada koran ini kemarin.