Calon Doktor Muda Kembangkan Hipnosis dan Hipnoterapi di Indonesia

Selasa 27-01-2015,00:00 WIB

Lebih Dekat dengan Ifdil, Instruktur The Indonesian Board of Hipnotherapi (IBH)

Menjalani dua profesi berbeda secara bersamaan memang tidak mudah bagi semua orang. Namun tak sulit bagi Ifdil, selain sebagai dosen, dia juga eksis mengembangkan dunia hipnosis dan hipnoterapi. 

DEDI AGUSPRIADI

 

MENCARI magister konseling di Provinsi Jambi memang sangat sulit. Meski sulit, ada putra Jambi asal Kabupaten Kerinci yang menekuni hipnosis dan hipnoterapi. Dia adalah pria kelahiran Desa Sebukar, 11 Desember 1981, atas nama Ifdil.  

Tak tanggung-tanggung, ia merupakan mahasiswa S3 di Universitas Teknologi Malaysia (UTM). Banyak cerita dan pengalaman yang telah dilalui oleh Ifdil.  

Meski baru berusia 34 tahun, dia sudah menjadi dosen di UNP dan calon doktor bidang Guidance and Counseling Faculty of Education (Bimbingan dan Konseling Fakultas Pendidikan) di UTM.

Tak hanya sibuk dibidang konseling, Ifdil juga tengah menekuni dunia hipnosis dan hipnoterapi di Indonesia. Yakni, sebagai instruktur di The Indonesian Board of Hypnotherapi (IBH). Usai memberi kuliah di UNP dan studi di Malaysia, Ifdil memanfaatkan waktunya untuk mengembangkan hipnosis dan hipnoterapi di Indonesia dengan mengadakan workshop.

Dia telah beberapa kali melakukan workshop di Sumatera Barat, dan beberapa daerah lainnya di Indonesia. Bahkan, berencana akan mengadakan workshop di luar negeri.

Anak ketiga dari enam bersaudara ini menuturkan, dalam menempuh bangku pendidikan, ia sempat bebeberapa kali beralih jurusan. Dimulai dari bangku SD di SDN 147/III Sebukar tamat tahun 1993, dilanjutkan di SMPN 3 Sitinjau Laut dan SMKN 2 Curup Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu, hingga akhirnya melanjutkan studi di perguruan tinggi pada tahun 2000-2004, yakni di STAIN Kerinci, jurusan Ekonomi Islam.

Pada Tahun 2005, ia melanjutkan pendidikan ke program pascasarjana UNP. Disinilah ia baru mengetahui dunia konseling, bahkan istilah Bimbingan dan Konseling (BK) baru dia dengar pada saat itu. Sejak itulah suami seorang Bidan, Beti Gusmaliza ini mulai jatuh cinta pada dunia BK, bahkan dalam kurun waktu 4 tahun dia menyelesaikan 3 pendidikan sekaligus.

“Sejak tahun 2005, saya benar-benar tertarik dan berniat menekuni bidang konseling,” ujar Ifdil. Tahun 2006, ia mengambil S1 ke-dua kalinya di jurusan BK FIP UNP. Keinginannya untuk berbuat bagi dunia pendidikan khususnya konseling kian besar. 2008 melanjutkan pendidikan ke jalur Pendidikan Profesi Konselor (PPK), Maret 2009 menyandang gelar Konselor. Juni 2009 menyelesaikan S2 dan berhak menyandang gelar magister pendidikan bidang konseling.

Dia juga menjadi founder beberapa website bidang konseling, seperti www.konselingindonesia.com, mengembangkan konseling berbasis teknologi di Indonesia (Pelayanan E-Konseling) sejak 2008. Dan sekarang masih melanjutkan pendidikan S3 bidang Guidance and Counseling Faculty of Education (FP) Universiti Teknologi Malaysia (UTM).

Saat ini, ia menjabat sebagai Pengurus besar Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) bidang kerja sama dan publikasi. Dan menjabat pengurus pusat Ikatan Konselor Indonesia (IKI) sebagai sekretaris satu.

Ifdil mulai menekuni profesi baru ini sejak tahun 2009. Ia mengaku saat itu ia mulai mengikuti berbagai wokshop dan pelatihan bidang konseling, hampir semua seminar dan workshop selalu diikuti, baik yang bertaraf nasional maupun international, menjadi peserta maupun pembicara.

Tags :
Kategori :

Terkait