Musem Gentala Arasy Sebelum Diresmikan oleh Wapres Jusuf Kalla
Bernuansa Islam, Simpang Jubah Ulama Besar Hingga Alquran Tulis Tangan
MENARA Gentala Arasy berdiri begitu megah dan kokoh di Seberang Kota Jambi. Di dalam menara itu, terdapat sebuah musem unik yang tentunya berbeda dengan beberapa museum yang ada di Kota Jambi lainnya. Seperti apa museum tersebut?
MUHAMMAD HAFIZH ALATAS
RINTIK hujan membasahi Kota Jambi Tanah Pilih Pusaka Betuah sore itu. Namun itu semua tidak menyurutkan langkah koran ini untuk menyambangi Musem Gentala Arasy di Seberang Kota Jambi, tepatnya di Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi.
Tidak susah memang mencari keberadaan musem itu. Pasalnya, dari seberang Sungai Batanghari atau dari kawasan Tanggo Rajo (depan rumah dinas gubernur, red), Menara Gentala Arasy yang menjadi bangunan induk museum itu terlihat jelas tanpa ada penghalang. Selain itu, jembatan Pedestrian yang ‘meliuk-liuk’ membelah Sungai Batanghari bermuara ke menara tersebut. Tidak hanya terlihat jelas, perpaduan jembatan dan menara ini menjadi pemandangan yang cukup eksotis dan tentunya memanjakan mata.
Beranjak ke dalan museum, meski hingga kini belum juga diresmikan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi karena masih menunggu kepastian kedatangan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, namun kondisi museum itu sudah terlihat sempurna.
Di dalam tampak salah seorang pegawai Satpol PP tengah menanti tamu. Pegawai tersebut sempat tidak memperbolehkan koran ini untuk memasuki museum.
“Memang tidak boleh masuk, karena belum diresmikan,” ujar seorang Satpol PP.
Setelah meminta izin, Satpol PP yang menjaga museum itu lantas masuk ke dalam salah satu ruangan, dan memberi tahu kepada atasannya bahwa ada tamu dari yang ingin melihat kondisi langsung Museum Gentala Arasy, akhirnya koran ini diperbolehkan untuk memasuki museum tersebut.
Sungguh luar biasa, interior di dalam musum begitu modern dan megah. Sebuah bedug tua berukuran besar terpampang di sisi kiri ruangan museum setelah pintu utama.
Di depan bedug yang berukuran panjang dua meter itu, tertulis bahwa bedug buatan Jepara itu pernah dipakai dalam perhelatan MTQ ke XVIII di Provinsi Jambi pada tanggal 9 Juli 1997 dan ditabuh oleh Presiden Soeharto sebagai tanda digelarnya kompetisi membaca Al Quran tersebut.