Camat Mendahara Ulu, Hendri mengatakan, saat ini akibat kebakaran lahan yang terjadi di Kelurahan Simpang Kiri. Jarak lahan yang terbakar dengan perumahan warga hanya berjarak 100 meter. Pihaknya dibantu dengan Manggala Agni, Damkar Kecamatan, BPBD Tanjabtim selama seminggu terakhir berupaya memadamkan lahan yang terbakar dilahan Desa Pematang Rahim.
‘‘Selain fokus ke titik yang terbakar, kami juga fokuskan pemadaman api agar tidak mendekati pemukiman warga,’‘ jelas Hendri.
Tidak turunnya hujan, mengakibatkan api dengan cepat menyebar kelokasi lahan lain. Pihaknya pun sudah mulai kewalahan memadamkan api yang masih tetap berkobar.
‘‘Saya masih stand by di lokasi kebakaran, belum bisa istiharahat sampai api benar-benar dipadamkan,’‘ bebernya.
Kedepan dia mengharapkan adanya penambahan anggaran dikecamatan-kecamatan yang setiap tahunnya mengalami kebakaran lahan. Padahal anggaran pemadaman api sangatlah besar.
‘‘Sekarang anggaran kami masih minim untuk kebutuhan pemadaman api,’‘ tukasnya.
Danru Manggala Agni Bukit Tempurung, Del Rico menambahkan, kurangnya ketersediaan air di lokasi kebakaran lahan, menyebabkan api belum bisa dijinakkan sepenuhnya. Dihari kelima kebakaran lahan setidaknya tercatat 6 titik api yang berada di Desa Pematang Rahim.
‘‘RT 10 ada 2 titik, RT 14 ada 1 titik, RT 16 ada 2 titik dan Kilometer 1 ada 1 titik. Semakin meluasnya lahan yang terbakar karena kondisi angin dan cuaca,’‘ papar Del Rico.
Sebanyak 13 personil Manggala Agni sudah diterjunkan bersama pihak Damkar Kecamatan, BPBD Tanjabtim dan pihak perusahaan untuk memadamkan lahan yang terbakar di Desa Pematang Rahim.
‘‘Belum ada bantuan dari Pemprov untuk memadamkan api, hanya ada bantuan dari Pemkab saja,’‘ katanya.
Terpisah, Kapolres Tanjabtim, AKBP Bambang Heri Sukmajadi melalui Kapolsek Mendahara Ulu, IPTU Arif mengatakan, terkait kebakaran lahan, pihaknya telah berupaya ikut memadamkan api sejak seminggu lalu.
‘‘Kami juga masih melakukan investigasi darimana asal api. Apa ada unsur kesengajaan atau tidak,’‘ ungkap Kapolsek.
Dari pantauan wartawan ini dilapangan, sejumlah warga bersama tim Manggala Agni dan instansi terkait juga ikut memadamkan api. Sebab warga khawatir, dengan jarak lahan yang terbakar semakin dekat kepemukiman, maka rumah-rumah warga pun akan menjadi santapan api. Bahkan beberapa mobil damkar milik perusahaan juga berupaya memadamkan api dilokasi kebakaran lahan.
Sementara itu, Kabupaten Muarojambi saat ini menjadi Kabupaten paling banyak dalam menyumbang bencana kebakaran Hutan atau lahan, dimana saat ini kondisi Kabupaten telah sangat memprihatinkan terkait luasan lahan yang terbakar dalam waktu 3 bulan terakhir yaitu lebih dari 700 hektar.
Dari jumlah Hotspot (titik api) yang dirilis oleh BMKG di Muarojambi terdapat 32 titik panas. ‘‘Saat ini kondisinya sudah mengkhawatirkan,’‘ungkap Kepala BPBD, Zakir, kemarin (19/8).
Menurutnya, mengkhawatirkannya api di Kabupaten Muarojambi, saat ini karena sulit dipadamkan. Penyebabnya, tim kesulitan mencari air dilokasi kebakaran, dan tidak sebandingnya peralatan pemadam dengan medan untuk dilakukan pemadaman. Sehingga, api akan terus meluas.
Zakir mencontohkan, dikawasan Arang-Arang Kecematan Kumpeh, jarak api dengan air sejauh 300 meter. Sementara peralatan yang dimiliki tim dilapangan hanya 100 meter. Disamping itu, tim dilapangan tidak memiliki alat penampung air.
’‘Kita sulit mau melakukan aksi, medan terlalu sulit. Jarak api dan air terlalu jauh,’‘ungkapnya.
Namun, pihaknya beserta tim dari instansi terkait terus melakukan upaya pemadaman dilapangan dengan alat seadanya dan kemampuan tim. Bahkan, pihaknya juga telah mendirikan dua posko. Rinciannya, satu posko di Arang-Arang, Kumpeh dan satu posko lainnya di Desa Bakung, Muaro Sebo. Lebih dari itu, pihaknya berencana akan mendirikan Posko dibeberapa kecamatan lainnya, diantaranya di Kecamatan Sungai Gelam.
’‘Besok kita akan rapat dengan semua istansi, kita akan tambah posko,’‘ tambahnya katanya seraya menyebutkan, tujuan didirikannya posko agar lebih efektif. Sebab, tim akan selalu siaga di Posko.
Zakir berharap, satu atau dua hari ke depan Kabupaten Muarojambi mendapat bantuan dari Pemerintah Provinsi dan Pusat untuk memadamkan api. Hal itu sejalan dengan dikeluarkannya SK siaga darurat potensi bencana kekeringan dan Karlahut.
’‘kita berharap bantuan baik dari provinsi dan pusat segera turun, karena SK sudah dalam proses,’‘jelasnya.