Rekontruksi Pembunuhan Mahasiswi Unja
MUARABULIAN – Dicekik hingga tewas. Kemudian, dicabuli didalam mobil. Lalu dibuang ke semak-semak di Kiliran Jao, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Begitulah kronologis pembunuhan terhadap Raudatul Aisy, mahasiswi Universitas Jambi (Unja) asal Jelutih yang diperagakan saat Rekontruksi yang digelar Polres Batanghari pada kemarin. Rekonstruksi ini berlangsung di lahan parkir Koni Muarabulian.
Adegan demi adegan dilakoni dua pelaku guna melengkapi berkas penyelidikan. Kedua pelaku yang sudah menjadi tersangka itu, yakni, Randi pardi bin pardi (28), Dusun Payo Sawah Kereh Halimbing, Kecamatan Rambahan Tanah Dasar, Sumbar. Dan Elga Suprianto (21), Warga Tanah Datar, Sumbar.
Rekonstruksi ini dimulai pukul 09.30 hingga pukul 12.00 wib. Dalam rekonstruksi tersebut kedua tersangka memperagakan sebanyak 49 adegan. Dimulai dari awal perencanaan hingga pembuangan mayat korban di Kabupaten Sejunjung Sumatera Barat.
Dalam rekonstruksi tersebut, mobil yang digunakan pelaku sempat kehabisan bensin dua kali. Dimana, pertama bensin habis di Desa Gurun Mudo, kecamatan Mandiangin Kabupaten Batanghari. Dan kedua di Desa Sungai Abang kecamatan, Sarolangun. Berdasarkan rekonstruksi, kedua tersangka ingin pulang ke Padang menggunakan mobil APV nomor polisi BA 1020 RB. Lalu tersangka Randi menanyakan kepada tersangka Elga, bagaimana cari duit untuk beli bensin. Tersangka Elga lalu menjawab kita cari penumpang lalu kita rampok.
Merekapun langsung mencari penumpang. Saat tiba di Mendalo tepat di depan mini market alfamart, tersangka Randi yang merupakan sopir travel berhenti dan menanyakan korban mau kemana. Korban menjawab Jelutih dan tersangka lalu menjawab naik, kami arah Bangko. Korban langsung naik dan duduk bangku depan sebelah sopir. Didalam perjalanan hingga sampai di Desa Rantau Puri, Kecamatan Muarabulian, Kabupaten Batanghari, terdapat seorang penumpang lagi dan duduk dibelakang sopir. Sampai di Simpang Tembesi penumpang tersebut turun. Dan hanya tinggal korban Aisy didalam mobil bersama kedua tersangka.
Lalu tersangka Elga pindah duduk dibangku belakang korban. Randi pura-pura SMS dan melihatkan sms ke tersangka Elga. Dengan mengetik kenapa belum dimulai. Elga lalu menulis di hp tersebut tunggu aba-aba nanti.
Mobilpun melaju dengan kencang sampai di Simpang Koto Boyo, kecamatan Bathin XXIV, tersangka Elga lalu menepuk pundak Randi sebagai kode untuk melakukan eksekusi. Setelah itu Elga langsung membekap mulut dan leher korban, Randi langsung menancap gas sambil memukul dada korban supaya tidak berdaya. Dan menarik stelan kursi agar terbaring supaya tidak terlihat.
Pembunuhan yang dilakukan kedua tersangka itu merupakan adegan yang ke 16 diperagakan tersangka. Setelah korban tidak berdaya lagi, tersangka Elga yang membekap mulut dan leher korban lalu memindahkan korban dibawah lantai mobil. dan tersangka Elga pindah kedepan memeriksa tas korban. Saat diperiksa ditemukan casan laptop. Lalu dirinya kembali kebelakang mobil dengan membawa casan laptop untuk memastikan korban sudah tidak berdaya maka tersangka mengikat leher korban memakai kabel casan laptop.
Ketika sampai di Desa Gurun Mudo mobil mereka kehabisan bensin. Dan tersanga Randi yang merupakan sopir membeli minyak ketengan. Setelah dapat minyak mereka melaju terus hingga masuk kota Sarolangun. Namun sampai di Desa Sungai Abang mereka kehabisan bensin lagi. Dan Randi kembali mencari bensin.
Disaat tersangka kedua yakni Randa mencari bensin tersangka Elga lalu membuka celana korban dan melakukan pencabulan. Tersangka Randi kembali kemobil dengan membawa bensin. Setelah mengisi bensin, tersangka Randi bertanya kepada tersangka Elga.
\"Kamu apakan dia, Elga menjawab tidak ada apa,\"kata tersangka Elga.
Lalu tersangka Randi bilang dengan tersangka Elga bawa mobil dan dirinya pindah kebelakang. Dan melakukan pencabulan terhadap korban yang sudah tidak derdaya lagi. Tidak lama kemudian dirinya pindah dan kembali menyetir mobil.
Tersangka Randi ketika dikonfirmasikan mengatakan dalam perjalan mereka dari Mendalo hingga ke lokasi pembuangan mayat korban tidak ada hambatan. Namun dalam perjalan tersebut rasa cemas dan takut juga menyelimuti dirinya. Untuk mobil yang digunakan tersangka itu aku Randi itu adalah mobil rental. \"Mobil itu saya rental sehari Rp. 250 ribu dan mobil itu saya gunakan untuk mobil travel Jambi - Padang,\" katanya seraya mengatakan kalau dirinya baru pertama kali melakukan pembunuhan ini.
Sementara itu Waka Polres Batanghari Kompol Arif Irawan didampingi kasat Reskrim polres Batanghari, AKP Ghulam Nabhi mengatakan, rekonstuksi yang dilakukan ada 49 adegan. Dimulai dari awal perencanaan hingga pembuangan mayat korban. \"Tadi ada 49 adegan rekonstruksi yang diperagakan oleh kedua tersangka,\" kata Arief.