Debat Calon Bupati Bungo Berlangsung Tertib
MUARA BUNGO - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bungo, tadi malam (7/10) menggelar debat publik calon bupati Bungo antara H. Sudirman Zaini dan H.Mashuri. Debat cukup berlangsung seru ketika memasuki sesi ketiga masing-masing kandidat saling bertanya.
Dari pantauan Jambi Ekspres di lokasi debat di gedung DPRD Kabupaten Bungo, debat yang dimulai pukul 20.00 WIB itu awalnya berlangsung cukup tenang. Hanya sesekali saja tim pendukung masing-masing calon bersorak karena sebelumnya sudah diatur oleh KPU disertakan dengan ancaman sanksi.
Sebelum debat dimulai, ketua KPU Bungo, Dailami dalam sambutannya mengungkapkan jika dua calon bupati Bungo saat ini adalah putra terbaik kabupaten Bungo. Ia juga meyakini kedua calon bisa memberikan pemaparan visi misi masing-masing dengan baik.
“Paparkanlah visi dan misi kita masing-masing. Demikian juga saya ingatkan kepada seluruh pendukung calon untuk mengikuti peraturan yang telah ditetapkan. Jangan sampai mengganggu jalannya debat,” tegas Dailami.
Jalannya debat dari sesi pertama sampai keenam sebenarnya berlangsung seru. Namun pada sesi ketiga yakni tentang batalanya pemekaran Kabupaten Bungo beberapa tahun lalu dengan isu penempatan pejabat di kabupaten Bungo menjadi sesi yang paling membuat penonton tertegun.
Suhu debat pada sesi ini langsung meninggi. Masing-masing diberikan waktu bertanya dan menjawab.
Calon nomor urut satu, Sudirman Zaini mendapatkan kesempatan pertama bertanya kepada calon nomor urut dua, Mashuri. Pada sesi ini, kandidat hanya boleh bertanya dan menjawab, tidak diperbolehkan untuk menanggapi jawaban.
Sudirman langsung bertanya kepada Mashuri terkait pernyataan Mashuri pada sesi kedua yang mengatakan bahwa dirinya tidak akan menempatkan keluarganya di dalam jabatan strategis di Pemerintahan Kabupaten Bungo jika ia menjadi bupati Bungo.
“Adik saya tiga orang menjadi PNS di Kabupaten Bungo. Tapi mereka lulus PNS di Jakarta lalu pindah ke Bungo. Tapi sudah di Bungo sebelum saya jadi wakil bupati Bungo. Lalu apakah ini salah?,” tanya Sudirman.
Mashuri yang diberikan kesempatan menjawab diberikan waktu selama 4 menit langsung menjawabnya. “Good governance adalah salah satu visi misi saya. Saya tidak menyinggung siapa-siapa. Bukan hanya pegawainya saja yang kita benahi, tapi fasilitas pemerintahan sebagai penunjuang tentunya juga akan kita perbaiki,” kata Mashuri.
Moderator kemudian langsung memberikan giliran bertanya kepada calon bupati nomor urut dua untuk bertanya kepada calon nomor urut satu. Mashuri mempertanyakan alasan Sudirman semasa menjadi bupati Bungo menolak pemekaran Kabupaten Bungo menjadi kota.
“Padahal beberapa tahun lalu, sama-sama kita ketahui bahwa pemekaran itu sudah hampir tuntas. Lalu dengan secarik kertas dari abang (Sudirman, red) kepada Kemendagri, akhirnya rencana pemekaran itu batal. Tolong dijelaskan?,” Mashuri bertanya.
Sama seperti sebelumnya, Sudirman juga diberikan waktu selama 4 menit oleh moderator untuk menjawab pertanyaan yang ditujukan kepadanya sebelum masuk sesi berikutnya yang bisa saling bertanya, menjawab dan menanggapi.
“Saya tegaskan bahwa saya tidak mengharamkan pemekaran itu. Batalnya pemekaran Bungo itu semata-mata karena memang Kabupaten Bungo belum siap untuk dimekarkan pada waktu itu,” papar Sudirman.
“Waktu itu belum ada batas wilayah mana yang masuk Kabupaten Bungo dan mana yang masuk kota. Selain itu pembebasan lahan untuk perkantoran Pemda Bungo juga belum dilakukan. Saya justru menyiapkan dengan matang agar ketika pemekaran nanti, Kabupaten Bungo ini memang benar-benar sudah siap,” tandas Sudirman.
Acara debat ini dihadiri oleh pimpinan DPRD Bungo dan beberapa orang anggota, Dandim Bute, Kapolres Bungo, ketua KPU Provinsi Jambi, Sekda Bungo dan sejumlah kepala SKPD Pemda Bungo serta tamu undangan lainnya.