‘‘Andaipun ada reshuffle itu masih lama lagi akan dilakukan, saat ini bekerjalah dengan baik, saya yakin gubernur baru ini, memilih berdasarkan kompetensi, bukan faktor kedekatan,’‘ pungkasnya.
Terpisah Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi dari Fraksi Gerindra, Ar Syahbandar mengatakan, jika memang nantinya terjadi reshuffle, itu adalah hak prerogatif kepala daerah.
‘‘Bagi kita yang terpenting bisa menjalankan dan mendukung program pembangunan Jambi sesuai dengan APBN 2016 yang telah kita sahkan kemaren,’‘ ujar Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi ini.
Syahbandar juga mengatakan, hendaknya gubernur terpilih nanti mempercayakan jabatan kepada orang yang benar-benar berkompeten di bidangnya.
‘‘Jika ada perubahan yang dilakukan oleh gubernur, kita berharap tetap kepada program yang pro kepada rakyat,’‘ katanya.
Syahbandar juga mengharapkan kepada kepala dinas tetap bekerja maksimal, jangan ada rasa takut untuk diganti, karena sebagai PNS itu tidak boleh memihak dan harus mematuhi pimpinan daerah.
‘‘Jabatan itu amanah, kalau masih dipakai Alhamdullilah, kalau diparkir juga Alhamdullilah, kalau ada Kepala SKPD yang takut atau cemas, itu yang harus dipertanyakan, berarti yang bersangkutan memihak,’‘ jelas Syahbandar.
Sementara itu, beberapa kepala dinas yang berada di lingkup Pemerintahan Provinsi Jambi tidak semuanya mau berkomentar terkait hal ini. Rata-rata no comment.
Namun demikian, tidak begitu dengan Kadis Pendidikan Provinsi Jambi Rahmad Derita. Menanggapi isu reshuffle ini, Rahmad mengatakan, Kepala Dinas itu merupakan hak perogatif pemimpin Jambi yang akan menjalankan pemerintahan Jambi lima tahun ke depan.
‘‘Mau diapakan lagi, kalau memang ada pergantian kepala dinas nantinya, itu sudah menjadi hak gubernur, kita sebagai PNS tidak boleh melawan aturan yang ada, dan harus mentaati pimpinan, juga tentunya loyalitas sebagai bawahan kepada pimpinan itu yang harus dipegang,’‘ ujar Rahmat.
Sementara Kepala Biro Humas Pemerintahan Provinsi Jambi, Henrizal, ketika dimintai tanggapannya terkait dengan Reshuffle ini, sama dengan kebanyakan kepala dinas lainnya. Saat dihubungi via selulernya, ia mengatakan kepada wartawan jangan menanyakan tentang reshuffle.
‘‘Itu urusan orang yang berpolitik, kalau saya no comment untuk urusan itu,’‘ tukasnya.
Partisipasi Pemilih Rendah
Partisipasi pemilih di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur Jambi yang digelar 9 Desember kemarin, turun jika dibandingkan dengan partisipasi pemilih saat Pemilihan Legislative (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilres) tahun 2014 lalu.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun Jambi Ekspres, partisipasi pemilih pada Pileg yakni mencapai angka 77,2 persen. Angka ini turun di Pilpres menjadi 70,6 persen. Jumlah ini semakin turun di Pilgub Jambi tahun ini yang berada pada angka 67,80 persen sesuai data scan C1 yang diupdate di Situng KPU pada pukul 19.00 Wib (13/12).
Pengamat politik dari Indo Barometer, Hadi Suprapto Rusli menilai angka partisipasi pemilih ini tergolong rendah. Jika dibandingkan hasil Pilgub lima tahun lalu angka ini tentu naik, namun jika dilihat dari Pilpres dan Pileg maka terjadi penurunan.