MUARABULIAN - Mengantisipasi terserangnya penyakit septicemia evizootika (Ngorok) yang menyerang hewan ternak seperti sapi dan kerbau, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Batanghari gencar melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak milik petani diwilayah Kabupaten Baganghari. Giat tersebut dilakukan dalam rangka upaya meningkatkan populasi ternak sapi dan kerbau agar tidak terserang penyakit yang mematikan itu.
‘’Vaksin sendiri diberikan oleh dokter hewan dan petugas Disnakkan kepada ternak milik petani seperti kerbau dan sapi agar hewan yang ada tidak punah akibat serangan penyakit Septicemia epizootika atau yang kerab disebut penyakit ngorok. \"Giat vaksin dilaksanakan dua kali dalam setahun,\" ujar Kabid Pengamanan Ternak dan Ikan Disnakkan Batanghari, Zulmanudin.
Dikatakannya, selama Januari 2016 ini petugas dari Disnakkan telah memvaksinasi 100 ekor kerbau dan sapi yang ada di Desa Pulau Raman dan Desa Kubu Kandang Kecamatan Pemayung. \"Kegiatan vaksin terhadap ternak petani ini dilakukaan secara rutin di setiap kecamatan. Vaksin ini sendiri disiapkan sebanyak 6.350 Dosis yang ada stock sisa tahun lalu dan ini diberikan kepada ternak setiap enam bulan sekali,\" akunya.
Menurutnya, penyakit ngorok ini sangat berbahaya dan menular kepada hewan lain, selain itu penyakit ngorok terhadap hewan ini bisa mematikan. Penyebab hewan ternak terkena penyakit ngorok ini karena bakteri yang masuk ketubuh hewan melalui makan. ‘’Ciri hewan yang terkena penyakit ngorok yakni hewan saat mati mengeluarkan air liur atau mulut berbusa,’’ tandasnya.
Diakuinya, Batanghari sendiri populasi ternak cukup tinggi terutama di kecamatan Maro Sebo ilir, Muarabulian dan Kecamatan Pemayung. Ternak sendiri yang paling banyak dimiliki masyarakat adalah kerbau dan sapi. \"Kami berharap populasi hewan ternak seperti sapi dan kerbau meningkat khususnya Wilayah Kecamatan Pemayung dan Kecamatan Maro Sebo Ulu akan dihadapkn dengan centra peternakan.\" pungkasnya.
(adi)