Ita Latiana Arianto Melukis Kaligrafi Masa Isolasi Pasca-Cangkok Ginjal

Kamis 04-02-2016,00:00 WIB

 

Tidak boleh dikunjungi siapa pun, bahkan tidak boleh disentuh. Sebab, tubuhnya masih mengalami penyesuaian setelah adanya ginjal baru yang masuk. Di rumah, suster pun stand by 24 jam.

 

Anggota keluarga berkomunikasi dengan Ita via intercom. Mereka harus puas hanya bisa melihat dari balik kaca. ’’Ketika sudah boleh masuk ke dalam kamar pun, mesti mengenakan pakaian steril,’’ kenang Ita.

 

Dikenal aktif di bidang pendidikan dan sosial, Ita jelas jenuh berada dalam isolasi. Karena itu, memasuki bulan kedua, dia bertanya kepada dokter yang merawat soal aktivitas apa yang diperbolehkan selama masa pemulihan.

 

Yoga ternyata belum boleh. Kemudian, tiba-tiba Ita teringat sepuluh tahun lalu pernah mencoba melukis. ’’Dokter bilang boleh melukis, asal pakai masker dan peralatannya disterilkan,’’ tutur ibu tiga anak itu.

 

Artinya, sebelum dimasukkan ke dalam kamar Ita, kanvas dan kuas harus disemprot cairan khusus. Itu agar kanvas dan kuas tersebut bebas dari bakteri maupun kuman. Cat minyak dipastikan baru dibuka ketika berada di dalam kamar Ita.

 

Kemerosotan kondisi kesehatan Ita berawal dari diabetes. Pada Desember 2014, vonis gagal ginjal pun ’’diketok’’ dokter. Keluarga mengupayakan berbagai cara hingga diputuskan untuk operasi cangkok ginjal.

 

’’Saya maunya operasi setelah Rilla menikah. Jadi, April Rilla nikah, Juni saya baru operasi,’’ tutur Ita.

 

Rilla yang dimaksud adalah Rilla Lusiana, putri sulungnya. Rilla pula yang menggagas pameran karya sang ibu. Rilla bersama dua adiknya meyakinkan bahwa lukisan kaligrafi Ita yang ketika itu baru berjumlah 10 sangat indah.

Tags :
Kategori :

Terkait