’‘Warga masih beraktivitas seperti biasa,’‘ ujarnya.
Agus mengatakan, pihaknya selalu melakukan sosialisasi di berbagai forum, bahkan dirinya sudah mengirimkan surat edaran ke 17 Kepala Desa yang ada di Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci.
‘‘Kami saat ini terus bersosialisasi serta mendata warga jika sewaktu-waktu harus dievakuasi ke tempat yang aman, terkait kondisi gunung Kerinci ini,’‘ katanya.
Untuk langkah antisipasi pihak Kecamatan Kayu Aro Barat, selalu bekerja sama serta berkoordinasi dengan Pemkab Kerinci, BPBD Kerinci, Pusat Vulkanologi serta para relawan
Dalmanto, Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Jambi juga mengaku saat ini status Gunung Kerinci masih berada di level dua atau status waspada. Kondisi ini sudah lama terjadi, begitu juga saat ini, meskipun Gunung Kerinci mulai menunjukkan peningkatan aktifitas kondisi berupa lava.
‘‘Dari level satu yaitu aktif normal, aktifitas Gunung Kerinci kini ada di level dua,’‘ akunya.
Disampaikannya, dengan kondisi ini maka warga tidak boleh ada yang melakukan aktifitas di radius 3 km dari kaki gunung Kerinci. Dari hasil pendataan di tahun 2012, jumlah warga yang tinggal di kaki gunung Kerinci mencapai 5 ribu jiwa.
‘‘Evakuasi belum dilakukan. Akan kita lakukan jika aktifitas Gunung Kerinci terus meningkat ke level tiga dan level empat,’‘ terangnya.
Namun dia mengaku tidak mendapat laporan terkait adanya suara dentuman yang sangat keras yang dikeluarkan gunung Kerinci.
‘‘Belum ada laporan,’‘ akunya.
Terkait titik pengungsian, lokasi yang disiapkan itu untuk desa yang hanya berjarak lima kilometer dari kaki gunung.
‘‘Ada tiga desa yang dekat dengan gunung api tersebut, yakni Desa Gunung Labu, Kersik Tuo, dan Sungai Kering Kecamatan Kayu Aro,’‘ kata Dalmanto.
Ia mengatakan jika sewaktu-waktu terjadi letusan gunung, warga Desa Gunung Labu pertama dikumpulkan (titik temu) di lapangan bola desa setempat. Kemudian warga Sungai Kering titik temunya di depan kantor desa setempat.
Sementara warga Kersik Tuo dikumpulkan di lapangan bola tepatnya dibelakang Polsek Kayu Aro, atau lokasi yang menjadi tempat evakuasi warga tiga desa tersebut.
‘‘Setelah berkumpul dititik temu, warga Gunung Labu dan Sungai Kering dibawa ke lapangan bola Desa Kersik Tuo yang berjarak 12 kilometer dari gunung. Setelah itu barulah semua warga dievakuasi dari daerah itu,’‘ kata Dalmanto.
Dalmanto juga mengatakan bahwa BPDB, SAR Gunung Kerinci, Dinas Kehutanan, relawan dan masyarakat peduli bencana terus berkoordinasi terkait perkembangan gunung tersebut.