\"Tujuannya ya sebagai upaya bersama dalam mencegah masuknya narkoba,\" tandasnya.
‘’Indonesia tidak produksi narkoba, kecuali ganja. Ada di beberapa daerah yang bisa ditumbuhi tanaman ganja. Narkoba hanya diproduksi di luar negeri. Makanya kita harus melakukan penanggulangan. Kalau pemberantasan tugas aparat penegak hukum,’’ jelasnya.
Sementara itu, Kalapas Kelas IIA Jambi Djarot Sugiharto, mengatakan, pihaknya tentu seketat mungkin melakukan pemeriksaan untuk setiap tamu yang masuk ke Lapas. Ini untuk menjaga agar barang haram seperti Narkoba masuk ke dalam Lapas.
‘’Kini, siapapun yang masuk harus ada penggeledahan, handhone harus dititipkan di loker.
Lalu, bagaimana dengan masih adanya petugas yang bermain dengan Bandar Narkoba? Kakanwil Kemenkumham Provinsi Jambi Dwi Prasetyo Santoso, mengatakan, tindakan dari Kemenkumham Wilayah Jambi, tetap mengacu pada perintah Menteri tanpa pengecualian. Petugas yang berbuat diberhentikan.
‘’Saat ini 4 orang yang sudah diberhentikan. Lapas Tebo ada satu orang yang sedang dalam pemeriksaan,’’ katanya.
Dwi juga mengatakan, Survei sudah dilakukan Kanwilkumham Jambi. Total warga binaan di Lapas Kelas IIA Jambi sebanyak 3.600 orang. 1.300 di antaranya adalah Napi kasus Narkoba.
Saat ini, Lapas Jambi sudah overload.
‘’Narapidana perempuan hampir 150 orang. Artinya, sudah memenuhi persyaratan untuk dibangun LP perempuan. Lahan sudah disiapkan 4 hektar samping LP anak di Batanghari. Karena tidak disahkan dalam APBN rencana pembangunan tertunda. Kita dapat gambaran di 2017 nanti akan dianggarkan. Untuk membangun LP harus didukung Pemerintah Provinsi dan Kabupaten,’’ pungkasnya.
Selain mengunjungi Lapas Kelas IIA Jambi, Ronnie juga mengunjungi Lapas Kelas II B Kualatungkal dan Lapas Anak Muarabulian. Beberapa catatan dibawa Dirjend dari beberapa Lapas tersebut. (fth/cok/sun/adi)