Harga itu, tentu saja, tidak termasuk biaya swab. Setiap penonton harus membayar ekstra USD 63 untuk tes di stadion. Ini sudah harga diskon khusus. Kalau dia dinyatakan positif, maka biaya tes ini tidak bisa di-refund.
Dengan struktur ini, untuk menonton di ujung atas stadion, seseorang harus membayar sedikitnya USD 143. Belum termasuk parkir dan makan-minum.
Suasana stadion Buffalo Bills.
Sekali lagi, itu bukan nilai ajaib untuk NFL. Kalau big match pun harga normalnya bisa segitu, tanpa tes Covid!
Demi menjadi saksi sejarah, orang tetap ingin mendukung Buffalo Bills. Dua pertandingan berlangsung lancar. Dua kali pula Bills menang. \"Beban\" pemerintah kota dan negara bagian pun terlewati.
Setelah dua pertandingan itu, Bills tidak akan lagi main di kandang. Babak final \"wilayah\" harus mereka jalani di Kansas City, melawan (tim favorit saya) Chiefs. Kalau menang lagi, maka mereka akan tampil di Super Bowl, di Tampa Bay, Florida.
Jadi, apa kesimpulannya? Olahraga, bagaimana pun, adalah bentuk hiburan. Masuk kategori tersier. Kuncinya sama dengan aspek lain kehidupan: Uang. Kalau business model-nya bagus, nilai dan skala ekonominya sepadan, menyelenggarakannya di tengah pandemi \"bukanlah masalah.\"
Sangat beda bila di sebuah negara, tim olahraga profesionalnya tidak bisa mengandalkan pemasukan dari liga, dan harga tiketnya masih Rp 50 ribu atau lebih rendah. Kalau seperti itu, yang harus dibangun ya business model-nya dulu. Memaksakannya di tengah pandemi hanya akan menyeret semua stakeholder (termasuk pemerintah dan penontonnya) ke jurang yang lebih dalam lagi... (azrul ananda)