BALIKPAPAN – Kepergian Rizki Rahmadini (30), wanita yang dibunuh oleh kekasihnya yang merupakan oknum anggota TNI di Balikpapan Praka MAM, menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan kerabat.
Bagaimana tidak, korban dibunuh oleh kekasihnya sendiri secara sadis. Mayat korban baru ditemukan setelah 43 dalam kondisi mengenaskan, yakni tersisa tulang-belulang. Pelaku tega menghabisi korban dengan alasan orang tua pelaku tidak merestui hubungannya dengan korban.
Padahal, pelaku dan korban sudah lama pacaran dan sedang mempersiapkan pernikahan. Keduanya sudah mengurus dokumen pernikahan.
Tak disangka, Rizki Rahmadini ditolak oleh calon mertuanya lantaran beda suku. Ayah Rizki Rahmadini, Kuswanto (60) bercerita, dirinya memang sudah menangkap gelagat aneh dari anaknya sejak di bulan Februari.
Menurut Kuswanto, Kiki selalu terlihat sedih dan murung. “Saya tanya, ada apa? Tapi dia tidak pernah menjawab,” kata Kuswanto, saat ditemui di kediamannya.
Diakui Kuswanto, Kiki sapaan akrab Rizki Rahmadini adalah orang yang pendiam. Namun sejak Februari 2021, diamnya jauh berbeda dari biasanya. “Terus saya tanyakan, akhirnya dijawab. Itu seminggu sebelum menghilang, tepatnya tanggal 25 Februari,” terangnya.
“Dia bilang kalau pihak keluarga si pria menolaknya dengan alasan tidak ingin memiliki menantu dari luar pulau,” sambung Kuswanto. Dalam perjalanan hubungan asmara Kiki dengan pelaku selama dua tahun, rupanya mereka memang berencana untuk menikah dan telah mempersiapkan banyak hal. Persiapan itu mereka urus bersama tanpa paksaan.
Dari cerita Kiki sebelum menghilang, pelaku ingin menyudahi hubungan mereka di tengah semua persiapan pernikahan itu.
Alasannya, pelaku sudah dijodohkan oleh keluarganya dengan seorang wanita yang berada di Pulau Jawa. Puncaknya, pada tanggal 1 Maret, hari pertama Kiki dinyatakan menghilang.
Pamit Urus BPJS
Pada 1 Maret 2021, almarhumah Kiki sempat pamit kepada orang tuanya untuk mengubah data BPJS dan akan mengambil baju persit di penjahit yang berada di Pasar Manggar. Namun hari itu, korban tidak bisa dihubungi hingga malam hari.
Tengah malamnya, Kuswanto pun teringat pelaku dan menghubungi untuk meminta tolong mencari putrinya. “Tapi dari malam itu ditelpon berdering saja, tidak diangkat dan dikirimi pesan tidak dibalas,” ucapnya.
“Besoknya baru dia menghubungi balik dan bertanya ada apa? Saya minta dia bertemu saya di rumah dan kami bertemu pukul 17.00 Wita,” tutur dia.
Kuswanto sempat menanyakan apakah Praka MAM bertemu dengan Kiki. Praka MAM mengakui sempat bertemu saat mengambil baju persit korban pada siang hari dan menjadi pertemuan terakhir mereka.
Setelah itu, kata Praka MAM, mereka berpisah di jalan setelah mengunjungi penjahit. “Kata dia (pelaku) anak saya ditunggu oleh teman ceweknya di pinggir jalan. Katanya cewe gemuk, baju hitam, pakai motor Vario. Jadi karena anak saya sama temannya, dia bilang tidak mengantar dan kembali ke asrama,” ucap Kuswanto.
Segala upaya pencarian korban dilakukan oleh pihak keluarga, dengan melapor ke polisi sektor, Polresta, hingga Polda Kaltim. Namun tak membuahkan hasil. Kuswanto juga tetap berhubungan dengan Praka MAM, dan pelaku selalu mengatakan masih berupaya melakukan pencarian.