5 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Pembelajaran Tatap Muka Terbatas

Jumat 30-04-2021,00:00 WIB
Oleh:

Lalu pihak sekolah juga harus memonitor absensi ketidakhadiran seluruh warga sekolah. Pastikan salah satu alasan mereka tidak hadir adalah karena sakit. Mereka yang sakit diarahkan untuk memeriksakan diri.

  1. Sosialisasikan Rencana Tatap Muka Terbatas

Sebelum siswa masuk sekolah, mensosialisasikan kenormalan baru kepada orangtua siswa merupakan suatu keharusan.

Salah satunya agar orangtua tidak panik ketika melepas anaknya berangkat ke sekolah.

Kegiatan sosialiasi bisa melalui grup WhatsApp masing-masing kelas yang dikoordinir oleh guru wali kelasnya. Setiap guru bertanggungjawab untuk menginformasikan tentang kenormalan baru.

Seperti dilansir Kompas.com, menurut Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmita, new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19.

\"Secara sosial, kita pasti akan mengalami sesuatu bentuk new normal atau kita harus beradaptasi dengan beraktifitas, dan bekerja, dan tentunya harus mengurangi kontak fisik dengan orang lain, dan menghindari kerumunan, serta bekerja, bersekolah dari rumah,\" kata Wiku.

Kemdikbud sendiri sudah bersiap jika memang penerapan new normal juga akan diberlakukan untuk sektor pendidikan.

Guru membuat catatan sederhana atau membagikan poster atau flyer dari Kementerian Kesehatan tentang penerapan hidup bersih dan sehat sebagai bagian dari pencegahan Covid-19.

  1. Libatkan Orangtua dan Masyarakat

Orangtua merupakan komponen penting yang tidak terpisahkan dalam setiap pelaksanaan pembelajaran, baik itu di sekolah maupun saat ini ketika pembelajaran dilaksanakan di rumah.

Ketika pembelajaran daring dilaksanakan di rumah, orangtua sigap dalam menemani dan mendukung pembelajaran tersebut, tugas ganda mereka di rumah yang semakin bertambah tidak mengurangi sedikitpun kegigihan mendampingi putra mereka. Seketika menjadi guru sekaligus orangtua.

Ketika kenormalan baru diberlakukan, kepala sekolah perlu terus berkolaborasi dengan orangtua siswa dalam melaksanakan pembelajaran nantinya.

Untuk orangtua yang anaknya sudah bersekolah di SMP atau SMA, maka tidak terlalu sulit dalam memberikan pengarahan agar mentaati protokol kesehatan, misalnya jaga jarak, dan selalu memakai masker.

Lain halnya jika anaknya masih bersekolah di Sekolah Dasar (SD). Maklum saja, banyak orangtua paranoid atau ketakutan jangan sampai sekolah menjadi penularan berikutnya.

Mengingat, kasus di Korea Selatan dan Perancis yang meliburkan kembali gara-gara siswa tertular Covid-19 setelah masuk sekolah. Ini juga menjadi perhatian serius bersama.

  1. Strategi apa yang harus dilakukan orangtua?

Ki Hadjar Dewantara selaku tokoh pendidikan Indonesia mengatakan tiga pusat pendidikan yang membutuhkan kolaborasi erat ketiganya demi tercapainnya tujuan pendidikan.

Pertama adalah sekolah (guru), kedua yaitu rumah (orang tua) dan ketiga adalah lingkungan (masyarakat). Selama ini kita hanya memahami mencerdaskan pendidikan hanya tugas guru saja, namun orangtua dan masyarakat juga memiliki peran penting memajukan pendidikan.

Tags :
Kategori :

Terkait