Mau Belajar Tatap Muka? Ajak Diskusi Orangtua

Selasa 22-06-2021,00:00 WIB
Oleh:

Salah satu alasan lainnya adalah orangtua siswa sudah merasa aman melepaskan anak anak mereka pergi ke sekolah.

Kepercayaan orangtua akan sudah baiknya protokol kesehatan yang dimiliki oleh sekolah anak mereka juga menjadi alasan mengapa mereka mengizinkan anak kembali ke sekolah.

Dengan adanya hasil polling kesediaan para orangtua dan kesiapan pembelajaran tatap muka terbatas, sekolah juga sudah melakukan beberapa upaya guna mendukung terciptanya sekolah yang aman dan nyaman bagi para siswanya.

Sebelum sekolah melakukan pembelajaran tatap muka terbatas, para kepala sekolah, guru, karyawan dan tata usaha sekolah telah menjalani tes swab antigen dan juga telah mendapatkan dua vaksinasi sebelum pembelajaran tatap muka dimulai.

Kegiatan tersebut terlaksana berkat dukungan Dinas Pendidikan Kota Jambi dan Dinas Kesehatan Kota Jambi. SDN 47 mengupayakan upaya prokes dan fasilitas telah dipersiapkan dengan matang agar tidak terjadi penularan.

Persiapan pertama yang dilakukan adalah melakukan penyemprotan disinfektan setiap ruang kelas dan ruang lainnya yang dibantu oleh pihak Makorem 042/GAPU Kota Jambi, PMI Provinsi Jambi, Kelurahan Telanaipura. Langkah antisipatif berikutnya yaitu disediakan Thermonex yang diletakkan di gerbang sekolah sehingga semua yang memasuki area sekolah dapat mengukur suhunya masing masing. Penggunaan thermonex ini diawasi dengan ketat oleh dua orang petugas sekolah.

Jika hasil suhu tinggi maka siswa tersebut diminta pulang dan beristirahat sehingga yang masuk area sekolah hanyalah orang-orang yang mempunyai suhu normal. Sekolah juga telah melengkapi keperluan sekolah yang berkaitan dengan protokol kesehatan, seperti masker, sabun cuci tangan, handsanitizer di tiap kelas yang dipersiapkan melalui alokasi fleksibilitas dana BOS sehingga setiap siswa, guru atau siapapun yang memasuki kelas atau ruangan di area sekolah dapat menggunakan fasilitas ini secara bebas.

Proses sekolah yang dilaksanakan tatap muka terbatas mengikuti protokol kesehatan yaitu sekolah membagi siswa menjadi dua shift yang artinya jumlah siswa di kelas hanya 50%.

Contohnya adalah \"Siswa dengan nomor absen 1 sampai 15 masuk di hari Senin sementara siswa dengan nomor absen 16 sampai 30 masuk di hari selanjutnya dan begitu seterusnya bergantian satu hari. Siswa pun secara bergantian datang ke sekolah dan masuk kelas.

Jam masuk per jenjang kelas pun dibuat bergantian dengan jeda beberapa menit agar ketika pulang tidak terjadi penumpukan. Sekolah juga memperbanyak imbauan 4 M di lingkungan sekolah, memberitahukan rencana PTM terbatas kepada RT, Kelurahan dan Babinkamtibnas serta membuat angket perjalanan orangtua dan siswa selama liburan.

Sekolah juga sudah berkoordinasi dengan Satgas Covid-19, Dinas Pendidikan, fasilitas kesehatan, mendata kesiapan sekolah dengan daftar periksa, lalu membentuk Satgas Covid-19 internal untuk mulai PTM.

Kantin di SDN 47 Kota Jambi tidak dibuka, serta tidak melakukan kegiatan yang menimbulkan kerumunan. Pihak sekolah juga selalu mengingatkan siswa untuk jaga iman, aman, dan imun, melakukan pembiasaan hidup bersih dengan rajin cuci tangan, serta tidak ada jam istirahat. Dengan adanya praktik yang dilakukan sekolah berharap PTM terbatas pada era kebiasaan baru akan berjalan dengan lancar. PTM memang menjadi opsi utama bagi seluruh satuan pendidikan.

Meski demikian, sekolah juga memberikan pilihan kepada orangtua untuk tetap melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) apabila PTM tidak memungkinkan dilaksanakan. SDN 47 Kota Jambi konsisten bekerjasama dengan orangtua dalam mempersiapkan anak agar bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru agar PTM akan menjadi solusi yang mampu diterapkan selama pandemi Covid-19. (*)

*) Penulis Guru SDN 47 Kota Jambi/Guru mitra Program PINTAR Tanoto Foundation

Tags :
Kategori :

Terkait