RUPSLB BRI: 96% Suara Setujui Penerbitan Sebanyak-banyaknya 28,67 Miliar Lembar Saham Baru

Sabtu 24-07-2021,00:00 WIB

JAKARTA- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah menggelarRapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) secaradaring di Jakarta pada Kamis (22/07) lalu. Pada RUPSLB tersebuttelah didapatkan persetujuan aksi korporasi right issue yang akandilakukan BRI dengan mekanisme Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD).

Dikutip dari pengumuman ringkasan RUPSLB BRI, setidaknya104,22 miliar suara atau mewakili 95,98% dari seluruh sahamdengan hak suara sah dan hadir dalam e-rups telah menyetujuiterkait dengan rencana perseroan menerbitkan saham baru dalamrangka PMHMETD untuk jumlah sebanyak-banyaknya28.677.086.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp50,00 (lima puluh rupiah) per lembar saham.

Adapun penetapan harga pelaksanaan akan disampaikan kemudian, karena masih ada serangkaian proses yang harus dijalankan, sepertiproses registrasi ke OJK pasar modal dan akan disampaikan dalampublikasi prospektus secara resmi kemudian. Dalam penetapanpricing harga pelaksanaan rights issue, BRI melihat sejumlah faktorseperti kondisi makro dan industri, fluktuasi harga saham perseroan,dan masukan pemegang saham.

Dana hasil dari aksi korporasi ini akan dimanfaatkan oleh BRI untukpembentukan Holding Ultra Mikro yang dilakukan melaluipenyertaan saham BRI dalam Pegadaian dan PNM, sebagai hasildari inbreng Pemerintah. Selebihnya akan digunakan sebagai modal kerja BRI dalam rangka pengembangan ekosistem Ultra Mikro, serta bisnis Mikro dan Kecil.

Hal tersebut merupakan satu langkah besar BRI untuk terusmengembangkan sumber-sumber pertumbuhan baru yang selarasdengan aspirasi untuk menjadi Champion of Financial Inclusion.Rencana ini selaras dengan visi Pemerintah dalam RancanganPembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024 yaitu untuk mendorong inklusi keuangan. Oleh karenanya, Pemerintah bermaksud membentuk Holding Ultra Mikro yang terdiri dari BRI, Pegadaian dan PNM. Dalam hal ini BRI akanditunjuk sebagai induk Holding.

Aksi korporasi ini nantinya akan berdampak kepada laporan keuangan konsolidasian BRI pada tanggal 31 Maret 2021, diantaranya total aset BRI meningkat dari Rp1.411 triliun menjadiRp1.515 triliun, total liabilitas BRI meningkat dari Rp1.216 triliunmenjadi Rp1.289 triliun; dan laba bersih BRI meningkat dari Rp7 triliun menjadi Rp8 triliun.

Pada press conference RUPSLB BRI Kamis (22/07) lalu, DirekturUtama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa segmen ultra mikrotelah diidentifikasi sebagai sumber pertumbuhan baru melaluipembentukan ekosistem Ultra Mikro. Ekosistem ini akanmenyediakan layanan keuangan yang terintegrasi bagi para pengusaha segmen ultra mikro sehingga memungkinkan mekanismenaik kelas ke nasabah mikro lebih tertata dengan baik.

Sunarso menambahkan bahwa Holding Ultra Mikro ini tidak sajamemberikan manfaat bagi BRI, Pegadaian dan PNM namun juga bagi pelaku usaha Ultra Mikro dan perekonomian nasional. “PNM akan berperan di fase Empowerment. Pinjaman kelompok yang disalurkan PNM selain bernilai sebagai pembiayaan, juga berfungsidalam pemberian asistensi dan peningkatan kapabilitas. Kemudian, di fase Integration, BRI dan Pegadaian dapat membantu pelakuusaha di segmen tersebut dengan berbagai produk gadai maupunKUR,” jelasnya.

Selanjutnya, pada tahap terakhir adalah pada fase Upgrade, Holding Ultra Mikro memungkinkan pelaku usaha Ultra Mikro naik kelas menjadi nasabah Mikro BRI yang berbasis komersial. Proses dimaksud akan terjadi dalam satu ekosistem sehingga lebih efektifdan efisien”, tambah Sunarso. (van)

Tags :
Kategori :

Terkait