Kami juga pernah bertengkar karena hal lain. Gara-garanya aku keranjingan bermain TikTok.Kejadiannya sekitar pertengahan 2019. Saat itu aku mulai gemar bermain TikTok. Awalnya aku tidak menyukainya. Lama-kelamaan aku justru tertarik.
Hampir setiap setelah pulang kerja aku menenggelamkan diri dengan kesibukan bersama handphone.
Aktivitasku, ya, cuma melihat berbagai konten di TikTok. Asyik juga ternyata. Namun, saat itu aku belum mengunggah video di akunku.
“Kamu sibuk banget, sih, Lun,” kata Bimo.
Saat itu Bimo datang ke rumahku. Aku tidak mendengar ucapan Bimo. Aku masih asyik melihat berbagai video di TikTok.
“Luna,” Bimo menutupi layar ponselku.
Aku tergagap. Aku langsung memandangi wajah Bimo. Kami bertatapan dengan arti pandangan berbeda.
Bimo tampak suntuk, sedangkan aku merasa bersalah. Aku meletakkan HP-ku, lalu kami mengobrol seperti biasanya.
“Maaf, ya, Bim,” aku mengusap dagu pacarku.
“Kamu kalau lagi suka, pasti kayak gitu. Kayak nggak peduli orang lain,” Bimo terus protes.
“Seru, lo,” kataku.
“Terus?” “Mau coba nggak?” Aku sudah tahu jawabannya.
Bimo pasti menolak. Benar saja.
Bimo memilih keluar rumahku. Aku tahu dia dongkol, tetapi tidak marah.
Entah kenapa aku tidak tertarik menahan kepergian Bimo.
Aku membiarkan Bimo pergi. “Paling juga ke toko depan,” ujarku dalam hati.