Sementara itu, Kepala Kampanye Global di World Animal Protection, Jonty Whittleton mengatakan, banyak restoran dengan nama atau merek terkenal menolak memberikan miliaran ayam kesempatan untuk melihat sinar matahari dan tumbuh pada tingkat yang sehat atau berperilaku secara alami.
“Covid-19 telah mengajarkan kita bahwa kesejahteraan hewan dan kesehatan manusia saling terkait, tidak boleh ada bisnis seperti biasa. Motif komersial mendorong kekejaman dan penderitaan, dan ini harus diakhiri,” tandasnya.
World Animal Protection menegaskan, peningkatan kesejahteraan ayam ini justru menguntungkan KFC Indonesia maupun peternak.
Sebab dengan begitu KFC bisa mempromosikan produknya berasal dari bahan terbaik, sehingga meningkatkan kepercayaan konsumen dan menambah nilai produk.
“Peternak yang untung itu, kandang bersih, populasi ayam tidak terlalu padat, tidak menggunakan antibiotik, mereka menggunakan probiotik,” tuturnya.
“Menjaga ayam itu tidak sakit, dari umur satu hari sampai enam minggu. Padahal itu nggak usah, kalau kandangnya bagus. Ayam mati karena kebanyakan kena penyakit cekrek. Karena padat, karena amonia atau kotorannya itu tak diurusi,” lanjutnya.
World Animal Protection sendiri berharap KFC Indonesia dapat menggunakan keturunan ayam yang tumbuh pada tingkat yang lebih sehat. Kemudian memastikan ayam memiliki ruang untuk berperilaku lebih alami, dan kandang tidak boleh digunakan. (fir/pojoksatu)
Sumber: www.pojoksatu.id