Minggu 19-12-2021,00:00 WIB

(Pengabdian kepada Masyarakat Dosen Poltekkes Kemenkes Jambi)

Penyakit diabetes melitus/diabetes atau disebut kencing manis,  adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (gula darah) dari waktu ke waktu. Saat ini penyakit diabetes terus meningkat, dan risiko terjadinya diabetes semakin besar karena pengaruh gaya hidup kurang sehat (pola makan tidak seimbang, banyak konsumsi makanan/minuman manis, kurang olahraga, stress, dan faktor keturunan). Risiko menderita diabetes tidak hanya pada orang tua/dewasa, tetapi juga pada remaja. Saat ini proporsi remaja yang memiliki berat badan lebih/gemuk semakin banyak. Diabetes tidak dapat disembuhkan, tapi dapat dicegah secara dini dengan mendeteksi risikonya pada remaja.  Salah satu upaya deteksi risiko diabates dapat digunakan kuesioner FINDRISC (Finnish Diabetes Risk Score).

Dalam rangka memberikan edukasi tentang penyakit diabetes, cara mencegah,  mendeteksi risikonya pada remaja, dan membiasakan hidup sehat, Tim Dosen Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Jambi yang terdiri dari: Dr. Solha Elrifda, S.Pd., M.Kes, Ns. Monalisa, S.Kep., M.Kep, Ns. Syirli Anggraini, S.Kep  dan 3 orang mahasiswa, baru-baru ini melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Desa Sekernan Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi mengusung judul “Deteksi-Edukasi Diabetes dan Perilaku Hidup Sehat bagi Remaja”

Pengabdian kepada Masyarakat ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan sebelumnya yang berjudul “Pengembangan Aplikasi Skirining dan Edukasi Diabetes (Asked-Sobiro) bagi Remaja dalam Mencegah Diabetes” . Kegiatan ini menyasar 30 orang remaja di Desa Sekernan. Deteksi risiko diabetes dilakukan dengan aplikasi Asked-Sobiro, yang berisi kuesioner FINDRISC yang dimodifikasi, menggali 9 indikator risiko diabetes yaitu: umur, Indeks Massa Tubuh/IMT, lingkar pinggang, kebiasaan olahraga rutin, kebiasaan makan buah dan sayur, kebiasaan makan/minum manis, konsumsi obat diabetes, gula darah pernah tinggi, dan riwayat diabetes pada keluarga dekat (ayah/ibu/saudara kandung/ ponakan kandung) atau keluarga lainnya (kakek/nenek/paman/bibi/sepupu).  Edukasi tentang diabetes juga dilakukan menggunakan Aplikasi Asked Sobiro.  

Tahap awal kegiatan ini, para remaja diukur antropometrinya (berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang), lalu diedukasi cara penggunaan aplikasi Asked-Sobiro melalui handphone masing-masing. Selanjutnya remaja diminta  login ke aplikasi Asked-Sobiro, mengisi menu “Data-Ku”, mengisi menu “Kuiz-Ku” sebagai pre test pengetahuan tentang diabetes dan cara deteksi risikonya. Tahap Berikutnya remaja diedukasi tentang Diabetes, cara mencegah (menu “apa itu diabetes?”), dan ditambahkan tentang perilaku hidup sehat. Cara deteksi risiko diabetes dilakukan dalam menu “apakah aku berisiko?”, di mana hasil skoringnya terhubung ke menu “apa yang harus kulakukan?”. Setelah itu remaja diminta mengisi kembali “Kuiz-Ku” untuk post tes. Sebagai upaya pembiasaan, dan pemantauan, remaja diminta mencatat kegiatan hariannya, dan dilaporkan pada kader/Tim Pengabdi. Apakah pada hari tersebut melakukan olahraga?, apakah konsumsi buah dan sayur? apakah makan/minum manis? apakah memeriksa kesehatan? apakah merokok? atau minum minuman keras?

Kegiatan ini sangat disuport oleh Kepala Desa Sekernan (Alamsyah SH), Bidan Desa (Jalimah, AM.Keb), Kepala Puskesmas Sekernan Ilir (Liliana Dewi, S.ST), Penanggung jawab program PKPR (Vivi Afrianti, Am.Keb) dan Staf Puskesmas (Muazir, S.Tr.Kep).  Pada kesempatan terpisah, Direktur Poltekkes Kemenkes Jambi (Rusmimpong, S.Pd., M.Kes) menyampaikan, bahwa kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat adalah salah satu kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dilakukan oleh Dosen dengan melibatkan mahasiswa untuk membantu Pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi, khususnya di Provinsi Jambi. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait