Mbah War, kerap ia disapa, mendapatkan 408 suara dari Muktamirin. Ia lahir di lingkungan Pondok Pesantren Lirboyo. Ia adalah putra dari pasangan KH Manshur Jombang dengan Nyai Salamah.
Riwayat pendidikan KH Anwar Manshur dimulai dengan menimba ilmu di Pondok Pesantren Pacul Gowang Jombang. Lalu ia menimba ilmu di Pondok Pesantren Tebuireng sampai tingkat tsanawiyah dan untuk selanjutnya meneruskan pendidikannya ke Pesantren Lirboyo, Kediri.
Saat ini Mbah War juga menjabat sebagai Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur.
5. Tuan Guru Turmudzi Badaruddin (403 suara)
Tuan Guru Bagu atau Tuan Guru Haji (TGH) Turmudzi Badaruddin lahir pada Rabu, 1 April 1936 di Bagu. Ulama berusia 85 tahun itu merupakan putra dari pasangan Tuan Guru Haji Raden Badaruddin dengan Hj. Aminah binti Haji Ridwan.
Tuan Guru Turmudzi berguru pada seorang tuan guru legendaris di Pulau Lombok, yakni Tuan Guru Shaleh Hambali Bengkel, pendiri Ponpes Darul Qur’an. Di sana, Turmuzi Badaruddin muda menimba ilmu selama 14 tahun sejak 1944-1958. Saat ini ia menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Qomarul Huda Bagu, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
6. KH Miftachul Akhyar (395 suara)
KH Miftachul Akhyar merupakan putra kesembilan dari tiga belas bersaudara yang lahir pada tahun 1953. Ayahnya adalah KH Abdul Ghoni, seorang pengasuh Pesantren Tahsinul Akhlaq Rangkah.
Pria yangs saat ini menjabat Ketua Umum MUI ini pernah nyantri di Ponpes Tambak Beras, Jimbang, Ponpes Sidogiri, Pasuruan, Ponpes Al Anwra, Sarang, rembang dan pernah mengikuti Majelis ta’lim Sayyid Muhammad bin Alawi di Malang, saat mengajar di Indonesia.
KH Miftachul Akhyar adalah pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya, ibukota Jawa Timur dengan penduduk yang mayoritas Nahdliyin.
7. KH Nurul Huda Jazuli (385 suara)
KH Nurul Huda Jazuli merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri. KH Ahmad Djazuli Utsman dan Nyai Hj Rodliyah Djazuli. Ia kerapkali berpesan bahwa Nahdlatul Ulama merupakan pesantren besar sehingga tidak ada alasan bagi para santri untuk tidak menjaga dan mengurus NU.
8. KH Ali Akbar Marbun (309 suara)
KH Ali Akbar Marbun lahir di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Ia adalah anak ke-7 dari 8 bersaudara dari Buyung Marbun dan Hj. Chadijah br. Nainggolan.
9. KH Zainal Abidin (272 suara)
KH Zainal Abidin merupakan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah. Ia juga menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu. KH Zainal Abidin menjadi guru besar (profesor) dan Rektor pertama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu. (rmollampung)
Sumber: www.pojoksatu.id