DISWAY: Tol Al Haka

Minggu 06-02-2022,00:00 WIB

Begitu memasuki Sumsel beda sekali. Kanan-kiri jalan banyak terlihat rawa. Bahkan sampai pun mendekati Hollywood –sebutan keren orang di sana untuk kabupaten Kayu Agung.

Rawanya tetap bisa ditumbuhi tanaman liar.

Sebenarnya jalan tol itu bisa ditempuh 4 jam. Luar biasa. Dibanding 12 jam di masa lalu.

Tapi kami tidak buru-buru. Juga ada unsur sial (baca: missed management). Orang Lampung di dekat saya itu terlalu percaya diri: ini kan di kampung sendiri.

Mereka tenang saja ketika tanda bensin berubah ke warna kuning. \"Saya tidak khawatir, 20 Km lagi ada rest area,\" katanya.

Padahal kami baru saja berhenti di rest area sebelumnya: untuk salat duhur jamak asar. Masjid Al Hikmah itu ramai sekali. Pertanda jalan tol ini sudah ramai.

\"Kenapa tadi tidak sekalian isi bensin?\" tanya saya.

\"Di rest area berikutnya saja. Sekalian bisa mampir lagi\". \"Tapi lampu sudah kuning\".

\"Kalau begitu kita perbanyak doa,\" ujar Aca.

\"Dengan doa bensin bisa bertambah?\" tanya saya.

Belum lagi terjawab, terlihat tanda menggembirakan itu: rest area Km 272. Ada tanda pompa bensin di papan itu –berarti bisa isi BBM di situ.

\"Horeeee...,\" teriak mereka hampir serentak.

Saya belum berani ber-horeee. Saya punya pengalaman pahit:  di rest area setelah Brebes, Jateng, gambarnya ada tapi pompa bensinnya tidak ada. Di Google juga ada, tapi di lapangan tidak ada.

Tags :
Kategori :

Terkait