MUARASABAK - Dari data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Tanjabtim mencatat di tahun 2021 lalu ada sebesar Rp 3.724.051.220.031 atau Rp 3,7 Triliun.
Kepala DPMPTSP Kabupaten Tanjabtim, M. Edward melalui Kabid Pembinaan dan Pengendalian, Mujahidin mengatakan, bahwa nilai investasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) yang menanamkan modalnya di Kabupaten Tanjabtim itu sebesar Rp 1,1 Triliun, sedangkan nilai investasi dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp 2,5 Triliun.
\"Ya kalau total nilai investasi tahun 2021 kemarin sebesar Rp 3,7 Triliun. Nilai investasi PMDN ini lebih tinggi dari pada nilai investasi PMA,\" katanya.
Mujahidin menjelaskan, bahwa nilai investasi tahun ini jika dibandingkan tahun 2020, lebih sedikit meningkat. Pada tahun 2020, nilai investasinya mencapai Rp 3.408.186.507.519. Artinya naiknya nilai investasi pada tahun 2021 sekitar lebih kurang Rp 315 Miliar.
\"Jika berdasarkan data yang telah dihimpun, nilai investasi secara keseluruhan memang naik, tapi jika dilihat dari tren di tahun 2020 ke 2021 hanya nilai investasi PMA saja yang naik, yakni dari Rp 1.153.507.888.291 menjadi Rp 1.183.081.092.684,\" jelasnya.
Sementara, lanjutnya, nilai investasi PMDN justru mengalami penurunan, dari Rp 2.254.678.619.228 menjadi 2.540.970.127.347. Secara keseluruhan jumlah perusahaan yang saat ini telah menanamkan modal di Tanjabtim sebanyak 81 perusahaan, diantaranya 11 dari PMA dan 70 perusahaan dari PMDN.
Mujahidin juga mengungkapkan, pendataan realisasi investasi setiap triwulannya akan diperbaharui sampai dengan triwulan IV. Sejauh ini berkat investasi yang masuk ke Tanjabtim telah menyerap tenaga kerja sebanyak 2.240 orang yang bekerja di 81 perusahaan. Selain itu, dampak dari pandemi Covid-91 turut mempengaruhi nilai investasi di Tanjabtim pada triwulan IV.
\"Diman realisasi PMA tidak ada sama sekali, karena investasi asing ikut terdampak pandemi. Namun pada realisasi PMA nya justru naik drastis dari triwulan sebelumnya Rp 108 Miliar,\" ungkapnya.
\"Hal itu disebabkan banyaknya UMKM dan IKM yang bermuculan dan telah masuk ke dalam sistem pelaporan LKPM di DPMPTSP Tanjabtim,\" sambungnya.
Ditambahkannya, untuk tahun 2021, investasi yang kurang diminati masih di sektor perikanan. Padahal Tanjabtim terkenal dengan potensi perikanannya di wilayah pesisir.
\"Kalau investasi yang paling mendominasi berada di sektor perkebunan dengan 23 perusahaan dan industri makanan dengan 12 perusahaan,\" tutupnya.(lan)