Saya pun menelepon Prof Dr Effendi Gazali, ahli komunikasi yang tidak mau lagi dipanggil profesor itu. Saya pikir ia lagi di Kiev, mengajar di sana. Ternyata sejak diangkat sebagai pengajar di universitas paling besar di sana ia belum pernah ke sana lagi. Masih pandemi.
Prof Effendi Gazali pernah menyebut nama universitas yang mengangkatnya itu. Tapi saya lupa namanya. \"Baca sendiri saja,\" katanya sambil mengirim copy surat pengangkatannya. Saya pun membaca lagi surat pengangkatan itu: hahaha, saya tetap tidak tahu apa namanya.
Menurut Effendi, nama Indonesia sangat dikenal di Ukraina. \"Orang-orang tua di sana bisa menyanyikan lagu Rayuan Pulau Kelapa,\" katanya. Itu karena di zaman Bung Karno lagu itu diajarkan kepada anak-anak. Terutama untuk menyambut setiap kedatangan Bung Karno ke sana.
Ia juga mengatakan: yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia memang Mesir, tapi orang Ukrainalah yang pertama membawa persoalan Indonesia sebagai agenda di PBB.
Dari orang yang saya hubungi di Kiev, terlihat juga ada tiga orang Tionghoa, ibu-ibu, yang ikut mengungsi ke KBRI.
Kalau pun terjadi perang, di kota Kiev banyak tempat perlindungan bawah tanah. Stasiun-stasiun kereta bawah tanah difungsikan sekalian untuk bunker. Terdapat ruang-ruang besar di stasiun itu yang bisa untuk umum.
Ukraina kini sudah melewati musim salju. Udara memang masih dingin, sekitar 5 derajat, tapi tidak lagi beku.
Kiev kini menghadapi situasi terburuk sejak tahun 1942 –ketika pasukan Nazi memasuki kota itu dari Jerman. Nazi ternyata tidak mati-mati. (Dahlan Iskan)
Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Tanpa Nuklir
Muliyanto
kalau ngantuk tidurlah/ kalau pingin mintalah/ kalau loyo telponlah/ .. ... .... Leong Putu.
edi siswanto
Abah,.. saya mau nanya,.. kalo pekarangan rumah saya terkena proyek jalan tol apa saya bisa tetep menjual tanah tsb ya ? mengingat saya gak punya BPJS. Abah sudah tau-kan. dan gak Sudi ikut BPJS,.. lha wong sejak lahir procot bapakku dah juragan kok. masak harus kembali ke jaman miskin. lantas kira kira proyek tolnya apa nanti di belokkan menghindari tanah saya atau malah di bubarkan ya,... gak jadi di bikin tol. karena tetanggaku banyak yg gak punya BPJS juga. Dawet srintil Banjarnegara karuan di minum dengan es batu mumet aku mikir Negoro malah mbak Puan ngguya ngguyu