MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin berulang kali menegaskan harga gas, utamanya di Eropa sudah melonjak tinggi jauh sebelum invasi terjadi. Karenanya, Rusia menolak tegas bertanggung jawab atas kenaikan harga gas.
Putin mengungkapkan Barat mencoba menyalahkan Rusia atas lonjakan harga energi di dunia. Pernyataan Putin itu diungkapkan saat pertemuan pemerintah yang disiarkan televisi, Kamis (10/3).
\"Harga di sana (untuk operator energi di negara-negara UE) meningkat, tetapi bukan karena kesalahan kami. Ini adalah hasil dari salah perhitungan mereka sendiri, tidak perlu menyalahkan kami,\" kata Putin.
Jauh sebelum invasi Moskow terus mengekspor minyak dan gas, termasuk melalui Ukraina yang saat ini tengah berkonflik. Putin menegaskan, Rusia menghormati semua kewajibannya dalam hal pasokan energi.
Lonjakan harga yang saat ini terjadi, adalah konsekuensi dari tindakan Barat, fakta bahwa AS menangguhkan impor minyak Rusia ke pasar Amerika, yang telah menyebabkan harga yang sangat tinggi dan inflasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
\"Mereka sendiri yang mengumumkan bahwa mereka menutup impor minyak Rusia ke pasar Amerika. Harga di sana tinggi, inflasi sangat tinggi, mungkin mencapai sepanjang masa. Mereka mencoba untuk mengalihkan kesalahan mereka sendiri kepada kami,\" ujar Putin.
Saat ini Barat tengah berupaya melakukan pendekatan dengan Iran dan Venezuela, dua musuh AS, terkait kontrak energi. Putin menggambarkan bahwa langkah itu menunjukkan siapa Barat sebenarnya.
\"Mereka siap untuk berdamai dengan Iran, segera menandatangani semua dokumen, begitu juga dengan Venezuela. Mereka pergi ke Venezuela untuk berunding. Dua negara itu adalah negara yang telah dijatuhkan sanksi tidak sah oleh Amerika. Mereka seharusnya tidak memperkenalkan sanksi tidak sah itu,\" katanya.
\"Hal yang sama akan terjadi dalam hubungan dengan negara kita, saya tidak ragu tentang itu,\" tutup Putin.
Gedung Putih pada Kamis (10/3) mengeluarkan pernyataan yang menunjukkan perang Putin di Ukraina menjadi penyebab melonjaknya inflasi, di mana Presiden Joe Biden menyebutnya sebagai \"kenaikan harga Putin\". (rmol/zul)