JAKARTA - Kendati dikenal suka pamer barang-barang mewah dan kekayaannya, ada fakta baru terkait crazy rich Bandung, Doni Salmanan. Dirtipidsiber Bareskrim Polri Brigjen Pol Asep Edi Suheri membeberkan pekerjaan Doni Salmanan adalah sebagai buruh harian lepas.
Fakta yang diungkapkan Dirtipidsiber Bareskrim Polri itu merujuk pada identitas kartu tanda penduduk (KTP) milik Doni Salmanan. Pekerjaan itu berbanding terbalik dengan kondisi Doni Salmanan sebelum ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penipuan berkedok investasi bodong trading binary option Quotex.
Sebab Doni Salmanan kerap memamerkan kekayaan dan membagikan uang miliknya yang diduga berasal dari penipuan, sehingga sempat mendapat julukan Crazy Rich Bandung.
“Pekerjaanya adalah sesuai KTP di sini adalah tertera sebagai buruh harian lepas dengan alamat Jalan Candra Asih, Perumahan Kota Baru Parahyangan,” ujar Asep saat jumpa pers di Mabes Polri, Selasa (15/3).
Asep berujar, Doni Salmanan juga menggunakan modus penipuan dengan memamerkan berbagai kekayaanya di Channel YouTube King Salmanan. Hal itu dilakukan agar masyarakat bisa tertarik dan menjadi member dari platform Quotex.
“Dengan cara seolah-olah tersangka DS mendapatkan uang miliaran rupiah dari hasil bermain trading valuta asing di website Quotex dan melakukan flexing (pamer kekayaan) dengan maksud dan tujuan untuk meyakinkan kepada masyarakat,” katanya.
Asep menuturkan, Doni Salmanan menjadi afiliator platform Quotex mendapatkan keuntungan sebesar 80 persen jika member mengalami kerugian. Kemudian mendapatkan keuntungan 20 persen jika member berhasil mendulang keuntungan.
“Para korban yang tertarik dengan promosi video tersebut melakukan trading di Quotex yang pada akhirnya mengalami kerugian materiil,” ungkapnya.
Adapun berdasarkan penelusuran dari redaksi JawaPos.com, Doni Salmanan adalah pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, Oktober 1998. Pria 23 tahun tersebut pernah mengaku hanya tamatan sekolah dasar (SD).
Doni pun mengungkapkan keluarganya mengalami kesulitan ekonomi. Sehingga dia harus bekerja serabutan, seperti menjadi tukang parkir, dan kuli bangunan hanya untuk mendapatkan uang.
Namun, Doni membuktikan dapat menjadi seorang pengusaha dengan omzet miliaran rupiah. Bermodalkan Rp500 ribu ratusan pada 2018, Doni mencoba peruntungannya melakukan trading saham.