DISWAY: Red-Notes Guntur

Kamis 21-04-2022,00:00 WIB

Imunitas. Memori dalam sel darah putih untuk mengenali virus. Itulah keajaiban tubuh manusia. Ada triliyunan sel dalam tubuh kita yang saling kolaborasi dengan harmonis. Bila tidak saling kolaborasi maka Anda tidak bisa baca DISWAY dengan nyaman. Sel terdiri dari DNA & RNA. Nucleic Acid. Konon DNA kita selalu berevolusi dan DNA virus & bakteri turut berperan dalam evolusi DNA manusia. Secara kimia DNA hanya terdiri dari CHON. Carbon Hydrogen Oxygen Nitrogen. Dan konon H yang secara fisika hanya terdiri dari satu proton dan satu elektron adalah induk semua atom lain. Konon sebelum Semesta terbentuk, hanya ada Energy. Belum ada Materi, Ruang, Waktu. Lalu entah bagaimana Energy ini terkompresi. Hingga sebesar kelereng. Konon begitulah kata Einstein. Karena tekanan yang tak terhingga maka terjadilah Big Bang dari Big Shrink itu. Lahirlah Hydrogen. Dari Hydrogen lahirlah Helium yang proton nya dua. Begitu seterusnya sehingga kita mengenal tabel elemen dalam ilmu kimia. Bagaimana elemen materi ini kemudian bisa menjadi organisme atau makhluk hidup adalah misteri. Yang jelas bahkan di ruang hampa udara antar planet dan antar galaksi terdapat elemen yang berlimpah: Hydrogen, Helium, Carbon, Nitrogen. Itu kata ahli astrofisika. Jadi secara fisik, tubuh kita yang mikro ini masih “bersaudara” dengan bintang dan planet, memiliki elemen H,C,N. Dan tubuh kita maupun bintang/planet suatu saat akan mati terceraiberai. Kita suatu saat akan mati. Seringkali karena virus mengalahkan imunitas.

 

Lagarenze Lagarenze

Ini cerita tentang Luhut Panjaitan. Sinta Nuriyah, istri almarhum Gus Dur, bertemu Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka di Solo, 18 April 2022. \"Mas Gibran, tahu nggak siapa nama orangtua Pak Luhut?\" tanya Sinta Nuriyah. \"Mboten ngertos, Bu,\" kata Gibran. Sinta Nuriyah lalu menjelaskan, \"Jawabannya gampang banget. Dilihat dari namanya saja sudah sangat jelas. Nama orangtua Pak Luhut adalah Sar. \'Kan namanya Luhut bin Sar Panjaitan.\"

 

bagus aryo sutikno

Pak Luhut yg versi Nahdiyin namanya LUHUT BANSER PANJAITAN.

 

Pedro Patran

Saya membyangkan sambil menulis penutup tulisan edisi hari ini , Abah senyam-senyum yg dimencep-mencepkan, hehehe....

 

thamrindahlan

# 54 Pengalaman di Kerajaan Saudi Arabia ketika Ibadah Umroh 26/3 sd 6/4 2022 Prokes sudah di perlonggar. Tidak ada karantina bagi jamaah dari luar Mekah Madinah. Tidak ada pula PCR dan Swab. Pemakaian masker pun tidak terlalu di awasi Askar. Shalat sudah dempet bahu ke bahu. Tawaf dan Sai rapat berkerumun. Alhamdulillah covid 19 sudah melandai akhirnya melantai ditelan tanah. Vaksinasi sukses. Kemarin di Lingkungan Perumahan BHP Kel Dukug RW 06 Jaktim masih dilakukan Boster Vaksin yang di inisiasi Polri. InshaAllah awak dan keluarga sudah membeli Tiket mudik ke Jambi . Bersyukur ekonomi rakyat sudah bergerak ditandai oleh keberadaan Bazar di mana mana. Emak emak yang tergabung di Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mengikuti Ekonomi Kreatif Mas Menteri Sandiaga Uno tersa di mana mana. Kehidupan normal tampaknya sudah ada didepan mata dengan catatan tetap disiplin pakai masker dan jaga kesehatan diri masing masing. Pula Bangka terkenal martabaknya Pulau Kemarau banyak klenteng menara Kehidupan Indonesia normal didepan mata Mari syukuri kebersamaan rakyat semesta Salamsalaman

 

Johannes Kitono

Semoga angka 98,2 % itu benar dan bukan hasil rekayasa. Tentu saja melegakan dan bye bye Covid 19 , Delta ataupun Omicron. Team Riset UI pasti tidak main main dgn hasilnya yang sempat dikutip Reuter. Dan semoga team tidak dipengaruhi oleh buku How To Lie with Statistic seperti yang pernah terjadi di TIR Udang, Lampung saat Pemilu. Ketika perusahaan INTI bilang ke PLASMA coblos Kuning hampir 100 % Kuning, partai Penguasa. Agar kelihatan cantik tapi tetap menyolok maka suaranya diatur jadi 98 % , sisanya 2 % di hibahkan ke partai non penguasa. Itulah model Pemilu ketika era Orde Baru.

Tags :
Kategori :

Terkait