Inovasi Terobosan Benih Perkuat Ketahanan Iklim di Sektor Kelapa Sawit Indonesia
Sinar Mas Agribusiness and Food menyaring lebih dari 40.000 bibit untuk mengidentifikasi kandidat dengan performa terbaik dalam kondisi kekeringan.-Ist-
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Dami Mas, divisi benih dari perusahaan agribisnis terkemuka Sinar Mas Agribusiness and Food, meluncurkan DxP Dami Mas MTK (Moderate Toleran Kekeringan), sebuah tonggak penting dalam upaya membangun industri kelapa sawit yang tangguh terhadap perubahan iklim.
BACA JUGA:Bikin Heboh! Anjing Liar Agresif Masuk Rumah Warga dan Terjebak di Kamar Mandi
MTK merupakan benih kelapa sawit pertama yang performa unggulnya dalam kondisi kekeringan telah divalidasi dan disetujui untuk dipasarkan oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
BACA JUGA:UIN STS Jambi Tuan Rumah FGD Forum Senat PTKIN se-Indonesia 2025
Dikembangkan selama lebih dari satu dekade oleh lembaga inovasi Sinar Mas Agribusiness and Food, yaitu SMART Research Institute (SMARTRI), benih MTK dirancang untuk menjaga produktivitas selama periode kekeringan, sebuah tantangan global yang semakin mendesak bagi produsen kelapa sawit.
Menjawab Tantangan Senilai US$4,5 Miliar
Kondisi kekeringan akibat perubahan iklim semakin sering terjadi, lebih panjang, dan lebih ekstrem, sehingga menurunkan hasil panen serta kualitas minyak.
Setiap defisit air sebesar 100 mm, di mana kebutuhan air tanaman melebihi ketersediaannya, dapat menurunkan hasil hingga 8–10%, menyebabkan kerugian pendapatan bagi petani dan tantangan produktivitas bagi pelaku hilir.
Model SMARTRI memperkirakan kerugian produktivitas terkait kekeringan ini mencapai biaya lebih dari US$4,5 miliar per tahun bagi industri kelapa sawit Indonesia. Di wilayah berisiko tinggi seperti Lampung, kondisi kering dapat menurunkan hasil hingga 21%.
DxP Dami Mas MTK dikembangkan untuk menjawab tantangan ini. Dalam berbagai uji coba lapangan, benih MTK menunjukkan hasil minimal 12% lebih tinggi dibanding varietas standar dalam kondisi kekeringan.
Perbedaan kinerja ini meningkat seiring semakin ekstremnya kondisi. Pada periode kering berkepanjangan akibat El Niño tahun 2015 dan Indian Ocean Dipole tahun 2018, benih MTK menunjukkan hasil lebih dari 25% lebih baik dibanding varietas standar.
“Perubahan iklim bukan lagi risiko yang jauh bagi produsen kelapa sawit; ini adalah kenyataan yang mereka lihat langsung di lapangan dan di laporan keuangan mereka,” ujar Dr. Jean-Pierre Caliman, Direktur SMARTRI, yang telah memimpin riset lebih dari satu dekade terkait dampak kondisi iklim terhadap produktivitas kelapa sawit. “Persetujuan komersial untuk benih MTK merupakan pengakuan bahwa ada solusi berbasis sains yang dapat membantu melindungi produktivitas dan membangun sektor sawit yang tahan iklim.”
Meskipun banyak varietas benih menunjukkan tingkat ketahanan tertentu terhadap kondisi kering, DxP Dami Mas MTK adalah benih pertama yang performanya dalam kondisi defisit air divalidasi melalui uji coba lapangan ekstensif dan diverifikasi secara independen oleh panel ilmiah Kementerian Pertanian.
Mendorong Inovasi Pertanian
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


