Inovasi Terobosan Benih Perkuat Ketahanan Iklim di Sektor Kelapa Sawit Indonesia
Sinar Mas Agribusiness and Food menyaring lebih dari 40.000 bibit untuk mengidentifikasi kandidat dengan performa terbaik dalam kondisi kekeringan.-Ist-
Program pemuliaan MTK mengembangkan karakter unggul dari lebih dari 1.800 pohon induk, menganalisis performa lebih dari 40.000 bibit untuk mengidentifikasi kandidat dengan performa terbaik di bawah kondisi kekeringan buatan. Para ilmuwan SMARTRI menggunakan teknologi High Throughput Phenotypic Screening untuk mengukur drought factor index (DFI) setiap tanaman – seperangkat variabel yang menentukan performa tanaman saat mengalami stres air.
Dari 14 famili benih yang dipilih sebagai kandidat dengan toleransi kekeringan tinggi, dua benih – MTK 1 dan MTK 2 – divalidasi sebagai varietas unggul melalui uji coba lapangan di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Sumatra Utara.
Langkah Maju untuk Pertanian Berkelanjutan
“Kami bekerja erat dengan para pekebun dan petani swadaya untuk memahami kebutuhan mereka,” ujar Suryanto Bun, CEO Dami Mas. “Benih tahan iklim ini melengkapi varietas unggul lainnya yang memiliki ketahanan terhadap hama dan berproduktivitas tinggi, sehingga memberikan inovasi lebih lanjut untuk membantu pekebun melindungi produktivitas dan pendapatan mereka dari dampak perubahan iklim.”
Dami Mas kini membuka minat pembelian dari pelanggan di Indonesia, dengan pengiriman pertama direncanakan pada awal 2026. Benih MTK akan tersedia bagi lebih banyak pelanggan secara bertahap seiring percepatan program pemuliaan Dami Mas.
Mengingat meningkatnya dampak kekeringan terhadap pertanian secara global, perusahaan juga melihat potensi penerapan benih ini bagi pekebun sawit di Afrika Barat, Amerika Latin, dan India.
Peluncuran DxP Dami Mas MTK memperkuat komitmen Sinarmas Agribusiness and Food dalam mendorong inovasi dalam pertanian berkelanjutan.
Dengan menyediakan benih tahan iklim bagi petani, perusahaan bertujuan memperkuat ketahanan pangan, melindungi mata pencaharian, dan meningkatkan produktivitas pertanian.
“Benih ini mewakili masa depan budidaya kelapa sawit,” pungkas Dr. Caliman. “Dengan menggabungkan riset ilmiah dan pengalaman agronomi, kami berharap dapat membawa inovasi ke tangan para petani untuk menciptakan industri kelapa sawit yang lebih tangguh, produktif, dan berkelanjutan.”(*)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


