Dari data yang didapat, bahwa panjang keseluruhan tanggul yang tersebar di Desa Teluk Majelis sepanjang sekitar 32 Km yang dibuat secara swadaya dan rental excavator.
Adapun tanggul yang mengalami rusak parah berada di Parit 10 dengan panjang tanggul sekitar 2,5 Km, Parit 9 kurang lebih lebih 2,5 Km serta sebagian di Parit 12 dan 13. Dari pengakuan masyarakat, sampai saat ini belum ada bantuan pembangunan dari pemerintah.
"Tahun 2012 dulu pernah dibangun menggunakan excavator kecamatan, tapi itu secara swadaya, bukan bantuan dari pemerintah," kata Mashur salah satu pemilik perkebunan di Desa Teluk Majelis.
Menurutnya, usulan pembangunan tanggul sudah sering dilakukan melalui pemerintah desa. Namun belum pernah terealisasi, sehingga kondisi tanggul makin lama semakin memperihatinkan.
"Desa setiap tahun selalu mengusulkan pembangunan, namun tidak pernah disetujui, alhasil sekarang banyak tanggul rusak parah alias jebol," sebutnya.
Sementara, Safani warga lainnya yang terdampak akibat tanggul yang rusak mengaku, bahwa hasil perkebunan kelapa dalam dan pinangnya tidak maksimal, seperti produksi yang berkurang, dan pohon sudah banyak mengalami kerusakan.
"Kalau perkebunan terendam air laut memang berdampak kepada kualitas maupun produksinya," jelasnya.
Tanggul yang rusak tidak bisa diperbaiki lagi, karena saat ini excavator kecamatan sudah rusak. Kalau dikerjakan secara manual masyarakat tidak sanggup..
"Maka dari itu kami sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah," harapnya.(lan)