Produksi Ikan Tangkap di Pariaman 2024 Meningkat Jadi 6.087 Ton

Sejumlah nelayan di Kota Pariaman, Sumbar memindahkan ikan hasil tangkapannya ke dalam mobil untuk diangkut dan dipasarkan. -Foto : ANTARA/Aadiaat M. S. -
PARIAMAN, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Pemerintah Kota PARIAMAN, Sumatera Barat (Sumbar) mencatat produksi ikan tangkap di daerah itu pada 2024 meningkat sekitar 76 ton dari 6.011 ton pada 2023 menjadi 6.087 ton pada 2024.
"Produksi ikan tangkap di Pariaman pada 2024 alhamdulilah mencapai target," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Pariaman Zainal di Pariaman, Sabtu, dikutip dari Antara.
Ia mengatakan untuk meningkatkan produksi ikan tangkap di Pariaman pada 2025 pihaknya selain memberikan pelatihan kepada nelayan juga menyalurkan bantuan berupa alat tangkap.
Bantuan tersebut, lanjutnya tidak saja melalui APBD Pariaman namun juga APBD Sumbar yang penyalurannya melalui dana pokok pikiran anggota dewan yang memiliki perhatian pada nelayan.
Namun ia belum bisa memastikan ada atau tidaknya bantuan untuk nelayan pada 2025 karena adanya efisiensi anggaran yang terjadi secara nasional.
"Kami telah berkoordinasi dengan provinsi, seperti kita ketahui kegiatan fisik dipotong 50 persen yang 50 persen pun belum boleh dilaksanakan. Itu berlaku nasional," katanya.
Zainal mengatakan secara triwulan produksi ikan tangkap di Pariaman mengalami fluktuasi yang normatif yang disebabkan oleh cuaca yang tidak menentu.
Selain itu, lanjutnya pertumbuhan armada tangkap yang digunakan nelayan tumbuh tidak signifikan karena ketika nelayan memiliki armada baru namun armada yang lain mengalami kerusakan.
Meskipun target yang ditetapkan tercapai, kata dia namun pihaknya tidak bisa memastikan produksi ikan tangkap di daerah itu mencukupi untuk konsumsi warga setempat.
Hal tersebut, lanjutnya karena ikan tangkap di Pariaman memang dibawa oleh sejumlah pengusaha ke daerah lainnya namun tidak jarang ikan yang di daerah itu didatangkan dari luar daerah yang memiliki pesisir pantai.
"Ketika ikan tangkap Pariaman berlebih maka ikan di sini dibawa ke daerah lain yang produksinya kurang, nah begitu juga ketika produksi turun maka ikan daerah lain didatangkan ke Pariaman," ujarnya.
Kondisi tersebut, lanjutnya disebut dengan rantai dingin yang biasanya dilakukan oleh pedagang ikan karena mereka memiliki jaringan di sejumlah kabupaten dan kota di provinsi itu.
Ia menyampaikan karena adanya rantai dingin tersebut ikan-ikan dari Pariaman tidak saja dibawa ke sejumlah kabupaten dan kota di Sumbar di antaranya Bukittinggi dan Padang Panjang namun juga daerah penghasil ikan tangkap ketika produksi mereka berkurang.(ANTARA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: