>

Jalan Mulus Buka Peluang Fulus, Perbaikan Infrastruktur Dorong Ekonomi Petani Nanas Jambi

Jalan Mulus Buka Peluang Fulus, Perbaikan Infrastruktur Dorong Ekonomi Petani Nanas Jambi

Foto: M Hafizh Alatas/Jambiekspres.co.id MULUS: Inpres Jalan Daerah (IJD) Desa Tangkit Baru, Kecamatan Sungai Gelam, Muaro Jambi menjadi perlintasan petani mengangkut buah nanas.-Foto: Istimewa-

JAMBI , JAMBIEKSPRES.CO.ID – Perbaikan infrastruktur jalan yang melintasi Desa Tangkit Baru, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, telah memberikan dampak luar biasa terhadap perekonomian masyarakat, khususnya para petani nanas. Program perbaikan jalan ini dimulai setelah kunjungan Presiden Joko Widodo pada Mei 2023 bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono. Pada kesempatan tersebut sepakat untuk menjadikan ruas jalan Simpang Tangkit Baru – Sungai Gelam sebagai prioritas dalam program Infrastruktur jalan Daerah (IJD).

Program perbaikan ini kemudian dilaksanakan melalui Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Jambi dengan alokasi dana sebesar Rp 23,1 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dengan dana tersebut, jalan sepanjang 3,5 kilometer yang membentang di Desa Tangkit Baru kini telah mulus, memberikan kemudahan akses bagi masyarakat setempat, khususnya petani nanas.

Sulaiman, salah seorang petani nanas di RT 06, Desa Tangkit Baru, menyatakan rasa syukur atas perbaikan jalan yang kini mempermudah akses ke kebun nanas. Sebelumnya, kondisi jalan yang rusak parah membuat petani kesulitan mengangkut hasil pertanian mereka. 

“Dulu, jalan rusak parah membuat kami kesulitan mengangkut nanas. Biaya transportasi mahal. Sekarang, kami bisa mengurangi biaya transportasi dengan drastis,” kata Sulaiman saat ditemui di kebun nanasnya pada Kamis (12/12/2024).

Di masa lalu, untuk mengangkut 100 buah nanas dari kebun ke rumah Sulaiman

yang berjarak sekitar 3 kilometer, biaya transportasi yang dikeluarkan bisa mencapai Rp 30.000. Namun, setelah perbaikan jalan, biaya tersebut berkurang separuhnya, kini hanya sekitar Rp 15.000 per 100 buah nanas.

Perbaikan jalan tidak hanya berpengaruh pada biaya transportasi, tetapi juga pada kualitas dan harga nanas yang dijual petani. Sulaiman menambahkan bahwa harga nanas saat ini di tingkat petani mencapai Rp 4.200 per buah, jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. “Pembeli semakin mudah datang langsung ke sini karena jalan sudah bisa dilalui dengan lancar,” ujar Sulaiman.

Tak hanya petani yang merasakan manfaatnya, sopir truk pengangkut nanas juga mengungkapkan keuntungan dari perbaikan jalan tersebut. Tukijo, sopir truk yang rutin mengangkut nanas dari Desa Tangkit Baru ke Serang, Banten, mengatakan bahwa perjalanan kini menjadi lebih cepat berkat akses jalan yang lebih baik dan adanya jalan tol yang terhubung langsung. “Contohnya, dari Palembang ke Bakauheni hanya memakan waktu sekitar 4,5 jam. Sebelumnya, perjalanan bisa memakan waktu lebih lama,” jelas Tukijo saat menunggu muatan nanas di Desa Tangkit Baru.

Selain dampaknya terhadap sektor pertanian, perbaikan jalan ini juga membuka peluang bagi pengembangan agro wisata dan agro industri di Desa Tangkit Baru. Desa yang sebelumnya dikenal sebagai kawasan penghasil nanas ini kini mulai menarik perhatian wisatawan, dengan menawarkan pengalaman unik berupa wisata nanas. Wisatawan dapat menikmati buah nanas segar serta produk olahan dari nanas, seperti selai dan jus nanas.

Daya tarik wisata ini semakin diperkuat dengan lokasi Desa Tangkit Baru yang relatif dekat dengan Kota Jambi, yang memiliki sekitar 600 ribu jiwa penduduk. Masyarakat kota kini memiliki alternatif baru untuk menghabiskan waktu libur akhir pekan di desa tersebut. “Dulu orang-orang enggan datang ke Tangkit Baru karena jalan yang rusak, tapi sekarang mereka bisa dengan mudah menikmati wisata nanas, baik saat akhir pekan maupun libur panjang,” kata Pengamat Ekonomi dari Universitas Batanghari Provinsi Jambi, Pantun Bukit. 

Pantun Bukit menyatakan bahwa perbaikan infrastruktur jalan ini juga berdampak besar terhadap daya saing nanas Jambi di pasar nasional. Sebelumnya, harga nanas di tingkat petani rendah akibat biaya transportasi yang tinggi, yang menyebabkan kualitas nanas menurun sebelum sampai di pasar. Kini, dengan akses jalan yang lebih baik, nanas Jambi dapat sampai ke konsumen dalam kondisi segar, dan harga menjadi lebih kompetitif.

"Jalan merupakan urat nadi ekonomi. Sebagus apapun potensi daerah, jika jalannya rusak, potensi itu tidak akan maksimal. Kini, potensi yang ada di Desa Tangkit Baru bisa dioptimalkan dengan baik," ujar Pantun. Ia menambahkan, ekspansi pasar nanas Jambi kini semakin luas, bahkan telah merambah ke luar Provinsi, hingga Pulau Jawa.

Produk pertanian seperti nanas, yang kualitasnya cepat menurun jika tidak segera didistribusikan, sangat bergantung pada kelancaran transportasi. Dengan adanya jalan yang mulus, distribusi nanas menjadi lebih cepat, dan produk tetap dalam kondisi segar saat sampai di pasar.

Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Jambi, Ibnu Kurniawan, mengungkapkan bahwa pelaksanaan program IJD 2023 di Provinsi Jambi meliputi lima kabupaten/kota dan dianggarkan sebesar Rp 312,98 miliar. Program ini mencakup pembangunan dan perbaikan sejumlah ruas jalan di Kabupaten Muaro Jambi, Batanghari, Tanjung Jabung Timur, Sarolangun, dan Kota Sungai Penuh. Salah satu fokus utama dari program ini adalah memperbaiki jalan yang mendukung ketahanan pangan, terutama bagi daerah yang berbasis pertanian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: