>

Jelang Indonesia v Arab Saudi, Timnas Garuda Harus Bangkit Demi Raih 3 Poin

 Jelang Indonesia v Arab Saudi, Timnas Garuda Harus Bangkit Demi Raih 3 Poin

Timnas Indonesia-PSSI-

Tidak lebih baik

Puncaknya setelah hanya bisa 0-0 melawan Bahrain di kandang sendiri dalam putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026, Mancini dipecat. Herve Renard kembali melatih Saudi.

Tetapi Renard juga tak terlalu mengesankan. Dalam pertandingan pertama Saudi di bawah asuhannya lagi, Green Falcons nyaris dikalahkan Australia.

Walaupun tetap menjadi tim yang mendominasi lapangan selama kualifikasi Piala Dunia 2026, Saudi hanya bisa membuat tiga peluang, sedangkan Australia mengkreasi 13 peluang.

Kedua tim bermain seri 0-0, sehari sebelum Indonesia digasak 0-4 oleh Jepang.

Walau resumenya menarik terutama pernah membawa Pantai Gading menjuarai Piala Afrika 2015 dan mengantarkan Maroko serta Saudi ke Piala Dunia 2018 dan 2022, kinerja Renard sejauh ini tidak lebih baik dari Mancini.

Kala melawan Australia, Renard memasang formasi 4-4-2, bukan tiga bek tengah seperti ketika diimbangi 1-1 oleh Indonesia dan saat mengalahkan China 2-1.

Renard bisa saja mempertahankan formasi 4-4-2 kala bertamu Indonesia nanti malam, tapi bisa juga kembali ke formasi tiga bek tengah seperti diadopsi Mancini pada 6 September dan kala mengalahkan China.

Uniknya, dalam formasi apa pun Green Falcons selalu menjadi tim yang dominan menguasai bola, termasuk kala dikalahkan 0-2 oleh Jepang.

Mereka piawai dalam menangkal lawan memasuki teritori permainan mereka.

Tapi kala menghadapi Australia, untuk pertama kalinya Saudi kalah dalam menciptakan peluang.

Kalau Australia menciptakan 13 peluang yang dua di antaranya tepat sasaran, maka Green Falcons hanya membuat tiga peluang yang satu di antaranya tepat menyasar gawang.

Jika Renard masih memasang formasi itu, Shin Tae-yong bisa memasang lagi tiga bek tengah seperti saat Indonesia bertemu Saudi pada 6 September.

Dia bisa tetap dalam pola lama, 3-5-2, atau bisa juga dengan variasi lebih ofensif 5-2-3 seperti dipraktikkan Australia pada 14 November.

Salah satu senjata maut Saudi adalah pergerakan mereka di sayap kiri, apalagi jika sektor ini melibatkan Salem Al Dawsari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: