Rencana PPN 12 Persen di Tengah Daya Beli Kelas Menengah yang Anjlok
Daya beli masyarakat menengah terus menurun, kondisi pun kian mengkhawatirkan setelah ada wacana PPN naik 1 persen dari 11 menjadi 12 persen-istimewa-
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Terkait wacana pajak pertambahan nilai (PPN) naik 12 persen di tengah daya beli masyarakat kelas menengah turun anjlok.
Namun rencana ini menimbulkan kekhawatirkan dari Ekonom senior RI, Drajad Wibowo. Katanya ia tidak setuju dengan wacana itu lantaran khawatir akan berdampak pada penurunan penerimaan pajak.
Ia mengakui ada potensi kenaikan penerimaan dari selisih 1 persen tarif PPN itu. Namun, dengan kondisi ekonomi saat ini, kemungkinan penarikan PPN akan lebih sulit dilakukan.
“Bagaimana kalau kenaikan itu membuat orang yang bayar makin sedikit? Sama seperti barang kalau dijual lebih mahal, orang yang beli makin sedikit. Ini ujungnya penerimaan kita jeblok,” kata Drajad saat ditemui usai kegiatan Indonesia Future Policy Dialogue di Jakarta, Rabu, dikutip dari Antara.
Pelemahan daya beli kelas menengah terindikasi pada tren deflasi yang telah berlangsung selama lima bulan berturut-turut. Menurut Drajad, fenomena ini juga dipengaruhi oleh tingginya pengangguran di Indonesia, yang akhirnya membuat sebagian masyarakat terlempar dari kelompok kelas menengah.
Senada, ekonom senior Aviliani menilai rencana kenaikan PPN 12 persen dapat memperburuk kondisi kelas menengah yang sedang menurun. Bila daya beli melemah, dunia usaha akan turut terdampak.
Oleh sebab itu, ia menyarankan agar pemerintah fokus pada peningkatan pendapatan masyarakat sebelum menaikkan pajak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: