>

Keluarga Sebagai Agen Perubahan

Keluarga Sebagai Agen Perubahan

Dr. Hj. Siti Amanah, S.Pd.,M.Pd. Kons.*--

Oleh : Dr. Hj. Siti Amanah, S.Pd.,M.Pd. Kons.*

KELUARGA: Berdasar pada UU No. 23/2002 Tentang Perlindungan Anak disebutkan bahwa, “KELUARGA adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya, atau KELUARGA sedarah dalam garis lurus keatas, atau kebawah sampai dengan derajat ketiga”.

Ciri khas keluarga meliputi adanya hubungan pasangan suami istri yang diikat oleh pernikahan. Didalam keluarga terjadi berbagai proses kehidupan, mulai dari kehidupan beragama, kehidupan budaya serta kehidupan sosial Pendidikan. Pendidikan merupakan kebutuhan terpenting bagi setiap individu manusia, di dalam anggota keluarga proses Pendidikan terjadi secara natural dan berkesinambungan, hingga mencapai titik tertinggi pada kehidupan manusia itu sendiri.

Orangtua berperan sebagai agent of change. Orangtua sebagai pendidik pertama dan utama bagi seorang anak (disertasi siti amanah, 2020). Kebutuhan dalam hal Pendidikan merupakan suatu transformasi yang terjadi sejak manusia lahir ke  dunia. Tidak terelakkan semua interaksi yang terjadi dalam kehidupan berkeluarga adalah proses Pendidikan. Tahap demi tahap berawal dari proses Pendidikan maka perubahan akan terjadi pada setiap individu dalam hal ini orangtua itu sendiri dan anak-anak yang ada di dalam keluarga tersebut.  

Pendidikan keluarga merupakan Pondasi penting dalam membentuk kepribadian dan karakter anak. Sebelum anak mengenal lingkungan sekolah atau sosial, keluarga adalah tempat pertama bagi seorang  anak belajar berbagai nilai, norma, dan keterampilan hidup. Oleh karena itu, orangtua memiliki peran besar dalam memberikan pendidikan yang berkualitas sejak dini.

Pendidikan dalam keluarga adalah aspek yang sangat penting dalam membentuk perkembangan anak secara menyeluruh, baik dari sisi moral, sosial, maupun intelektual. Keluarga yang harmonis dan penuh dukugan positif  akan memberikan pondasi yang kuat bagi anak untuk menghadapi tantangan di masa depan. Oleh karena itu, orangtua harus berperan aktif dalam mendidik anak dengan penuh kasih sayang dan perhatian, demi masa depan yang cerah. Keluarga merupakan Transformasi yang kuat pada sistem kehidupan, yang dimulai dari transformasi sistem kehidupan, transformasi budaya, transformasi Pendidikan, dll. Menyikapi hal ini peran kehidupan berkeluarga sangat menentukan sistem transformasi yang diharapkan. Keberadaan dan peran orangtua sebagai penggerak utama transformasi sangatlah dituntut untuk lebih aktif melakukan berbagai hal dalam mendidik anak-anaknya. 

1. Peran Orang Tua sebagai Pendidik Utama

Secara umum pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik; pendidik adalah orang yang mempengaruhi perkembangan seseorang kearah yang lebih baik. Tapi tentunya tidak semua orang dapat dikatakan sebagai pendidik. Dalam kehidupan berkeluarga, Orangtua merupakan  pendidik  pertama  dan utama bagi seorang anak . Setiap tindakan, perkataan, dan kebiasan yang dilakukan oleh orangtua dapat menjadi teladan/contoh yang akan ditiru oleh anak-anaknya. Melalui interaksi sehari-hari, orangtua mengajarkan nilai-nilai moral, etika, serta cara berperilaku baik di lingkungan keluarga ataupun di tengah masyarakat. Pembentukan karakter bagi anak tentu dimulai dari cara orangtua menanamkan Pendidikan kepada anak-anaknya. Misalnya, mengajarkan anak untuk jujur, sopan, bertanggung jawab, dan peduli terhadap sesama. Dalam berkehidupan berkeluarga komitmen orangtua menjadi penentu utama demi tercapainya suatu tujuan berkeluarga. Orangtua berkewajiban menjaga fungsi-fungsi keluarga, salah satu diantaranya keluarga berfungsi  sebagai fungsi Pendidikan. Dengan demikian diharapkan proses Pendidikan yang terbentuk di dalam keluarga menjadi modal utama bagi seorang anak untuk melanjutkan Pendidikan di luar rumah yaitu Pendidikan formal dan nonformal yang dipilihnya. Ketika proses pendidikan yang dibentuk dalam keluarga sudah baik maka secara otomatis  segala tindakan dan perilaku yang ditampakkan oleh anak akan mencerminkan suatu kondisi yang baik pula.  

2. Lingkungan Keluarga sebagai Tempat Pembelajaran Anak

Keluarga juga hendaknya menyediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anaknya untuk proses belajar. Diharapkan dengan tersedianya lingkungan baik maka keluarga dapat mengembangkan keterampilan sosial, emosional, dan intelektual nya secara optimal. Proses pembelajaran akan mudah dicapai jika berbagai komponen yang tersedia di dalam keluarga mendukung. Faktor terbesar dalam waktu yang dihabiskan orang tua untuk merawat anaknya adalah pada masa usia prasekolah. Namun jika seorang anak sudah memasuki usia sekolah orang tua terkadang menganggap tanggung jawab Pendidikan beralih ke guru sekolah. Jika melihat dari jumlah waktu yang dimiliki akan dalam proses belajar disekolah tentu lebih sedikit dibandingkan waktu yang dimiliki anak untuk belajar dirumah bersama orangtuanya. Lingkungan keluarga tidak terelakkan menjadi tempat yang berperan penting dalam proses pembelajaran anak, baik pembelajaran ilmu, moral, etika dan karakter/perilaku. Teori psikologi Behaviorisme mengatakan perilaku yang dapat diamati dan bagaimana lingkungan dapat diubah untuk mempengaruhi perilaku tersebut, Pembelajaran dilakukan melalui stimulus dan respon (Santrock 2008). Orangtua memberikan penguatan positif (reward) atau negatif (punisment) untuk mengarahkan perilaku belajar yang diinginkan oleh seorang anak. Dengan demikian tentu sebagai orangtua memegang peran penting dalam menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif bagi seorang anak. Misalnya, anak belajar bagaimana berkomunikasi dengan baik, mengelola emosi, dan menyelesaikan konflik. Lingkungan yang penuh kasih sayang dan dukunganpositif  dari orangtua akan membantu anak merasa percaya diri dan termotivasi untuk belajar lebih banyak hal.

3. Pendidikan Karakter

Mengenai pentingnya karakter, perlu diingat bahwa karakter membedakan manusia dari makhluk lain. Implementasi karakter terlihat dari akhlaq, Adab dan ilmu yang dimiliki manusia itu sendiri.  Orang-orang dengan karakter kuat dan baik memiliki akhlak, moral, dan budi pekerti yang baik. Oleh karena itu, keluarga dan institusi pendidikan memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan karakter melalui proses pembelajaran. Krisis moral saat ini, disebabkan oleh globalisasi dan teknologi, sangat mengkhawatirkan, terutama karena melibatkan anak-anak. Krisis ini dapat berupa meningkatnya pergaulan seks bebas, kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, dan perilaku bullying. 

Praktik pengasuhan orangtua harus selalu mengutamakan pendidikan karakter bagi anak-anak. Orangtua memiliki kontribusi besar dalam pembentukan karakter baik bagi semua anggota keluarganya. Pendidikan karakter perlu dimulai dengan penanaman pengetahuan dan kesadaran tentang bagaimana bertindak sesuai nilai-nilai moralitas. Cara terbaik mengembangkan kemampuan karakter atau moral anak adalah melalui langkah-langkah yang tepat untuk melindungi kehidupan moralnya sekarang dan selamanya. Karakter positif atau mulia akan menjadikan status derajat seseorang yang tinggi dan mulia bagi dirinya. Selain pendidikan akademik, keluarga juga berperan dalam pembentukan karakter anak. Anak diajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, kerja keras, kemandirian, dan rasa hormat. Pendidikan karakter ini penting agar anak dapat tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab dan memiliki integritas. Dengan demikian, pendidikan karakter menjadi sangat penting untuk membentuk anak menjadi individu yang baik dan bertanggung jawab di masa depan.

4. Komunikasi yang Efektif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: