Memori 1988 Bangkitkan Timnas Belanda, Melaju ke Semifinal Singkirkan Turki 2-1
Timnas Belanda melangkah ke babak semifinal usai mengalahkan Turki 2-1-IG euro2024-
BERLIN, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Spirit 1988 saat menjadi juara Piala Eropa membangkitkan timnas Belanda.
Sempat tertinggal di babak pertama saat kontra Turki di babak perempatfinal Piala Eropa 2024, anak asuh Ronald Koeman ini bangkit dan mengubah kedudukan menjadi 2-1 sekaligus memastikan diri melangkah ke babak semifinal.
Duel seru antara Belanda kontra Turki ini berlangsung di Stadion Olimpiade Berlin, Jerman, Minggu dini hari (7/7).
Akankah memori 1988 kembali terulang kembali di Jerman?
Untuk diketahui, Tim nasional sepak bola Belanda memenangkan Piala Eropa pada tahun 1988.
Mereka mengalahkan Uni Soviet (saat ini Rusia) dengan skor 2-0 di pertandingan final yang diadakan di Munich, Jerman Barat.
BACA JUGA:Tekuk Swiss Lewat Drama Penalti, Inggris Tantang Belanda di Semifinal
Gol-gol kemenangan Belanda dicetak oleh Ruud Gullit dan Marco van Basten.
Dikutip dari Antara, Turki mengejutkan Belanda ketika Samet Akaydin membawa negaranya unggul pada menit ke-35.
Belanda yang mengubah gaya permainan pada babak kedua membalas dan kemudian berbalik unggul untuk keluar sebagai pemenang melalui gol Stefan de Vrij pada menit ke-70 dan gol bunuh diri Mert Muldur pada menit ke-76.
Memphis Depay mengawali ancaman pertama Belanda ketika tusukannya membuat dia bebas melakukan tembakan di kotak penalti Turki. Namun sayang, striker 30 tahun itu terpelesat sata menendang sehingga bola tembakan kaki kananya yang alih-alih membahayakan gawang Turki, malah melambung tinggi.
Belanda lalu mengambil alih dominasi permainan. Namun, lima bek yang dipasang Vincenzo Montella membuat Oranye kesulitan membuat peluang berbahaya.
Saat Belanda keasikan menyerang, Turki menemukan celah dengan mengeksploitasi ruang kosong di belakang pemain terakhir Oranye karena melakukan garis pertahanan tinggi.
Bola-bola direct pass banyak dikirim para pemain Turki kepada striker mereka Baris Yilmaz yang memiliki kecepatan dan Belanda pun kewalahan menghadapi pola serangan Ay-Yildizlilar yang juga banyak mengincar situasi bola-bola mati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: