Jerman Tancap Gas! Gunduli Skotlandia 5-1 di laga Perdana Piala Eropa 2024

BERLIN, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Jerman beri periingatan calon lawan-lawan di ajang Euro Cup 2024.

Sebagai tuan rumah, Jerman langsung tancap gas dengan menggunduli Skotlandia dengan skor telak 5-1 pada matchday 1 Grup A di Allianz Arena, Munich pada Sabtu dini hari WIB.

Lima gol tim tuan rumah dicetak oleh lima pemain berbeda yaitu Florian Wirtz, Jamal Musiala, Kai Havertz, Niclas Fullkrug, dan Emre Can.

Skotlandia hanya bisa mencetak gol hiburan membalas lewat bunuh diri Antonio Rudiger.

Kemenangan telak 5-1 ini jadi langkah awal yang sangat baik untuk Jerman di Euro 2024. Skuad Julian Nagelsmann saat ini memimpin klasemen sementara Grup A dengan tiga poin, demikian yang dikutip dari laman resmi UEFA.

Jalannya pertandingan

Berstatus sebagai tuan rumah, Jerman langsung tancap gas saat pertandingan dimulai. Jerman mengurung Skotlandia di area bermain sendiri.

Pada menit ke-10, Jerman berhasil membuka skor. Berawal dari serangan sayap, Kimmich masuk ke tengah dari sisi kanan dan mengirim umpan tarik untuk Wirtz di tepi kotak penalti, yang kemudian melepaskan tendangan mendatar ke gawang Skotlandia. Skor menjadi 1-0.

Jerman menggandakan keunggulan pada menit ke-19. Gundogan merebut bola di tengah lapangan dengan mengirim umpan terobosan untuk Havertz yang mengecoh lawan sebelum mengoper ke Musiala.

Musiala kemudian menuntaskan dengan tembakan keras yang menjadi gol. Jerman 2-0 Skotlandia.

Kebobolan dua gol membuat Skotlandia semakin tertekan. Mereka tidak dapat memberikan perlawanan perlawanan berarti.

Skotlandia kemasukan gol lagi. Ryan Porteus dihukum kartu merah langsung usai menjatuhkan Gundogan di kotak terlarang. Wasit menunjuk titik putih, Skotlandia kehilangan satu pemain.

Pada menit ke-45+1, Havertz maju sebagai eksekutor dan sukses mengelabui kiper Skotlandia Angus Gunn yang bergerak ke arah berbeda. Babak pertama berakhir dengan keunggulan 3-0 Jerman atas Skotlandia.

Laga dilanjutkan kembali, tetapi Skotlandia tidak bisa berbuat banyak karena kalah jumlah pemain. Jerman masih sangat dominan mengatur ritme permainan.

Sumber: