>

Upaya Pengendalian Inflasi, Pj Wali Kota Jambi Gerakan Ayo Menanam

Upaya Pengendalian Inflasi, Pj Wali Kota Jambi Gerakan Ayo Menanam

Upaya Pengendalian Inflasi, Pj Wali Kota Jambi Gerakan Ayo Menanam--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Langkah kongrit upaya pengendalian inflasi, terus digalakkan oleh jajaran Pemerintah Kota Jambi. Terutama upaya untuk menjaga ketersediaan pasokan komoditas pangan yang sering menjadi penyumbang utama terjadinya inflasi, menjadi fokus utama untuk segera ditangani.

Pemkot Jambi melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Jambi, melaksanakan gerakan "Ayo Menanam Cabai" perdana yang dilaksanakan tahun 2024. 

Bertempat di lahan Poktan Sumber Tani Makmur Rahayu 2, Kelurahan Kenali Asam Atas, Kotabaru, Kamis pagi (29/2/2024), Penjabat (Pj) Wali Kota Jambi Sri Purwaningsih, melakukan penanaman perdana cabai merah di lahan tersebut. 

Turut hadir dalam kesempatan itu, Kepala Deputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Robby Fathir, Kapolresta Jambi Kombes Pol Eko Wahyudi, Dandim 0415/Jambi Letkol. Kav. Eko Pristiono, Kasi Datun Kejari Jambi, Denpom II/2 Jambi, Dirut Perumdam Tirta Mayang, Kepala Bank Jambi Cabang Soetomo dan jajaran OPD Pemkot Jambi.

Luas lahan tersebut adalah 4 Ha dan dimanfaatkan untuk menanam cabai sebanyak 1,5 Ha. Dalam kesempatan itu pula, selain melaksanakan penanaman perdana, Sri Purwaningsih bersama jajaran Forkompimda, turut serahkan bantuan bibit cabai dan cadangan pangan pemerintah bagi petani yang mengalami gagal panen akibat banjir yang melanda Kota Jambi.

Dalam sambutannya, Sri Purwaningsih  sampaikan bahwa inovasi dan kreativitas perangkat daerah sangat dibutuhkan dalam rangka pengendalian inflasi. 

"Sejalan dengan program pemerintah pusat bahwa pemerintah daerah sudah harus bahu membahu melakukan pengendalian inflasi sesuai bidang tugas masing-masing. Pencanangan gerakan berbasis masyarakat “Gerakan Ayo Menanam” di Pekarangan rumah masing-masing dan lahan pertanian di Kota Jambi, bertujuan untuk menjamin ketersediaan kecukupan bahan pangan pokok masyarakat, sekaligus sebagai salah satu upaya kita dalam mengendalikan inflasi," ujar Sri.

Kota Jambi sendiri sebut Sri bukanlah daerah penghasil komoditi pertanian, melainkan kota perdagangan dan jasa. Keterbatasan lahan dan sumber daya yang ada menjadi tantangan sendiri sekaligus peluang bagi Kota Jambi.

"Masyarakat Kota Jambi dapat manfaatkan pekarangan rumah untuk dijadikan media tanam, minimal cukup memenuhi kebutuhan bahan pokok sehari-hari. Dua puluh batang cabai dan bawang saja, jika ada di setiap pekarangan rumah masyarakat Kota Jambi, dikalikan sekian banyak rumah yang ada, maka hampir dipastikan kita tidak kesusahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," jelasnya.

Sri berharap masyarakat dapat mandiri dab setidaknya bisa mencukupi kebutuhan bahan pokok rumah tangga masing-masing dengan cara menanam cabai, bawang dan berbagai jenis komoditi pertanian lainnya.

"Apabila sebagian besar rumah tangga Kota Jambi sudah bisa mencukupi kebutuhan bahan pangan pokok sendiri, maka fluktuasi harga bahan pokok tidak terlalu berpengaruh besar terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat Kota Jambi," sebut Sri.

Dalam kesempatan itu, Penjabat Wali Kota Jambi itu juga meminta Lurah berperan aktif, menetapkan minimal setiap RT memiliki beberapa pekarangan rumah yang bisa dijadikan contoh gerakan tersebut. Sri juga mengajak kader posyandu dan PKK untuk terlibat aktif menyukseskan gerakan tersebut.

"Saya tidak ingin tanaman cabai, bawang dan komoditi lainnya hanya disulap untuk sebagai laporan saja, akan tetapi ini akan menjadi budaya menanam di tengah masyarakat. Tenaga Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Jambi agar pro aktif, dampingi masyarakat agar pekarangan rumahnya dapat bermanfaat, agar tanaman nya bisa bertahan di tengah ketidakpastian cuaca. Jangan sampai ada lahan pertanian yang tidur," tegas Sri.

Fluktuasi komoditas pangan menjadi tantangan tersendiri dalam pengendalian inflasi di daerah. Terutama menjelang momen tertentu seperti Ramadan dan Idul Fitri, langkah-langkah kongrit dan strategis sangat dibutuhkan untuk mengendalikan inflasi, terutama pada komoditas yang sedang bergejolak dipasaran. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: