#2024PilpresSatuPutaran

#2024PilpresSatuPutaran

Mahyudi--

Oleh : Mahyudi

Besok Rabu, 14 Februari 2024 adalah momen bersejarah 5 tahunan Bangsa Indonesia. Pesta demokrasi akan kembali berlangsung guna memilih para calon anggota legislatif--kabupaten/Kota, Provinsi, Pusat--DPD RI dan Presiden/Wakil Presiden periode 2024-2029.

Sebenarnya, tulisan ini di motivasi tulisan Saya pada tahun 2019 yang berjudul #2019PilpresCeria. (http://jambilink.com/2019pilpresceria/). Saya ingin mengulang dan mencatatkan sejarah narasi di momentum Pilpres tahun 2024 ini.

Jika tahun 2019, saya berbicara tentang bagaimana kita menghadirkan keceriaan di momentum pesta demokrasi. Bagaimana kita meregangkan elastisitas ketegangan 2 kubu Prabowo VS Jokowi jilid 1& 2 yang head to head dengan mengedepankan rasa karakter hakiki bangsa Indonesia yang santun dan ramah. Punya jiwa sosial yang tinggi dan senantiasa rukun. Kala itu Pilpres 2019 terasa sekali pembelahan terjadi di masyarakat. Muncul istilah Cebong - Kampret yang menegaskan julukan identitas dari para pendukung paslon Capres/Cawapres.

Maka di momentum Pilpres 2024 ini Saya ingin berbicara tentang ide #2024PilpresSatuPutaran. Dimana saat ini Pilpres di ikuti 3 pasang paslon yakni nomer urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin, nomor urur 02 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka dan nomor urut 3 Ganjar Pranowo - Mahfud MD. 

Di edisi tulisan #2024PilpresSatuPutaran ini Saya meyakini mungkin akan mendapat penolakan dari segenap pihak yang memiliki kepentingan dan berpartisipasi aktif dalam Pilpres 2024 ini. Namun, tulisan ini dan bahkan penolakannya Saya anggap bagian dari bunga demokrasi dan kebebasan hak mengutarakan pendapat.

Sebelumnya, gagasan #2024PilpresSatuPutaran ini sudah sering terdengar gaungnya. Setiap timses dan pendukung baik 01, 02 dan 03 sering mengkampanyekan Pilpres cukup satu putaran saja. Dan itu sah-sah saja.

Nah, dalam analisis sederhana Saya mendukung ide Pilpres cukup dilaksanakan satu putaran saja dengan beberapa alasan sebagai berikut;

Pertama, dari sisi penghematan anggaran Pemilu. Jika hasil Pilpres 14 Februari 2024 tidak ada Capres yang memang dengan presentase 50%+1 maka akan di pastikan Pilpres akan masuk pada tahapan putaran kedua. Dan itu pastinya akan menambah ongkos demokrasi yang tidak sedikit yakni 17 Triliun (https://news.republika.co.id/berita/s15spz436/copylink). Bukan soal itu saja, cost politik lainnya juga akan bertambah seperti segi waktu dan dampak sosial. 

Jadi cukup alasan jika Pilpres tidak perlu 2 putaran dan anggaran 17 Triliun bisa di pakai untuk alokasi program pembangunan untuk rakyat. #2024PilpreSatuPutaran akan menghemat 17 Triliuan angaran negara dan Indonesia punya Pemimpin yang baru pengganti Jokowi.

Kedua, Saya beralasan saat ini public mood bangsa Indonesia sedang bagus. Relatif lebih rileks dalam menjalani tahapan pemilu kali ini. Keteganganya tidak seekstrim Pilpres 2019.

Dan Saya meyakini publik belajar dari pengalaman Pilpres 2019 yang melelahkan dan full tensi tinggi. Di samping komposisi 3 capres ini juga memiliki pengaruh terhadap turunnya tensi ketegangan antar pendukung. Masing-masing timses harus membagi fokus strategi dan sumberdaya pemenangan pada dua kompetitor. Jelas psikologisnya jadi berbeda menghadapi satu lawan dengan lebih dari satu lawan.

Intinya public mood yang sedang bagus ini jangan sampai di rusak oleh momentum Pilpres dua putaran. Dimana di pastikan akan ada 2 kubu yang saling berhadapan kembali layaknya Pilpres 2019. Saya malah berpikir jangan kita kasih kesempatan pada gerakan-gerakan yang mengupayakan benturan 2 kubu seperti gerakan 02 VS 04 (01+03).

Ketiga, hingga detik-detik pencoblosan 14 Februari 2024 semua tahapan pemilu sangat kondusif. Suasana sangat aman dan damai. Tidak terdengar adanya bentrok fisik antar pendukung paslon. Ya selain karena faktor public mood sedang sangat bagus, Saya memiliki keyakinan Pilpres 2024 kali ini minim intervensi Pihak Asing. Nah disinilah poin krusialnya mengapa Saya cenderung mendukung ide #2024PilpresSatuPutaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: