Petani Kerinci Mulai Turun ke Sawah, Sebagian Masih Bingung Takut Lapar

Petani Kerinci Mulai Turun ke Sawah, Sebagian Masih Bingung Takut Lapar

Sebagian petani Kerinci mulai turun ke Sawah membersihkan sawah yang sempat terendam banjir-Foto: Dona/Jambi Ekspres-

JAMBI, JAMBIKSPRES.CO.ID – Petani di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi kembali turun ke sawah pasca banjir parah melanda daerah tersebut.

Banjir yang terjadi sejak awal Januari lalu memang telah merendam hampir 900 hektar sawah yang terbentang di Kabupaten Kerinci.

Setelah sebulan terendam, sebagain besar petani pun kembali turun sawah. Mereka mencoba mengumpulkan kembali harapan, memulai dari nol, menggarap lagi lahan mereka yang kemarin menjadi lautan air selama hampir satu bulan.

Pantauan Jambi Ekspres di Kawasan Tarutung Kecamatan Batang Merangin, terlihat petani sudah membersihkan sawah mereka dari sampah-sampah plastik yang dibawa banjir beberapa waktu lalu.

“Kami juga sudah mulai menyangkul sawah, bahkan bibit juga sudah disemai minggu kemarin,” ujar Samsul salah satu petani di Tarutung.

Kini padi yang disemai daunnya juga sudah menghijau setinggi kurang lebih 7 centimeter dan siap ditanam sebentar lagi.

Petani Tarutung beruntung, karena banjir di daerah mereka termasuk lekas susut meski berada tepat di pinggir aliran Danau Kerinci.

Karena dari pantauan Jambi Ekspres, banyak pula petani Kerinci yang belum bisa juga menggarap sawahnya karena masih saja terendam banjir.

Seperti di daerah Danau Kerinci, sebagian sawah di sana masih terendam banjir dan belum terlihat ada petani yang turun ke sawah, yang ada malah banyak warga yang memancing di sawah-sawah yang terendam itu.

Beberapa sawah di daerah Tanjung Pauh juga masih banyak yang terendam sehingga petani belum bisa memulai menanam pagi.

“Kami sekarang bingung dan sedih, bagaimana mungkin kami tak ke sawah begitu lama, ini sudah hampir dua bulan,” ujar salah satu petani yang sedang duduk di pinggir sawahnya di Tanjung Pauh.

Ia hanya bisa memandang sawahnya sudah berubah wajah menjadi seperti danau.

Saat banjir, padinya baru berbuah dan belum waktunya panen. “Ibo hati ingat itu, susah-susah digarap kita lenyap,” ujarnya lagi.
 
Ia pun belum mendapat jalan keluar dari pemerintah daerah, harus bagaimana. “Hanya bisa berdoa semoga segera berakhir bencana ini,” lanjutnya.

Keresahan ini juga dirasakan oleh ratusan petani Kerinci lainnya. Mereka kini sedang takut kehabisan stok beras untuk kebutuhan sehari-hari.

“Ada stok padi di rumah, tapi terendam banjir kemarin,  kini sawah masih terendam, kita takut kelaparan stok beras habis,  ini sudah masuk bulan puasa,” ujar Darni salah satu petani di Desa Kumun Sungai Penuh.

Ia hanya berharap, pemerintah bisa pula memperhatikan petani yang memang menggantungkan hidupnya dari bersawah, karena membiarkan sawah selama dua bulan terendam adalah petaka bagi mereka.

“Biasa habis nyabit, hanya beberapa minggu, sudah mulai turun lagi ke sawah,” lanjut Darni. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: