Sejak 2017, Beras ASN Terserap 2.433,23 Ton, Harga Ditingkat Petani Menjadi Stabil

Sejak 2017, Beras ASN Terserap 2.433,23 Ton, Harga Ditingkat Petani Menjadi Stabil

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tanjabtim, Fajar Alamsyah--

MUARASABAK, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Sejak diluncurkannya pada tahun 2017 silam, program beras ASN di Kabupaten Tanjabtim sampai saat ini masih terus bergulir. Sehingga dampaknya sangat bagus terhadap perekonomian petani.

Hingga tahun 2023 lalu, beras petani yang telah terserap pada program beras ASN sebanyak 2.433.230 Kilogram atau 2.433,23 ton. Jika dikalikan rata-rata harga beras Rp. 10.000 per Kg, maka perputaran pendapatan petani di Kabupaten Tanjabtim sudah miliaran rupiah.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tanjabtim, Fajar Alamsyah mengatakan, dengan adanya program beras ASN ini, psikologi pasar untuk stabilisasi harga ditingkat petani berdampak sangat nyata. Sehingga para tengkulak tidak bisa bermain di harga lagi, karena petani sudah ada pembanding.

"Sebenarnya serapan beras ASN juga tidak terlalu besar, tapi dengan adanya program ini petani menjadi terbantu, karena ada pembanding harga, jadi tengkulak tidak bisa bermain lagi. Pasarnya itu sudah jelas," katanya.

Dijelaskannya, bahwa dari awal adanya program beras ASN harga beli dari penyalur ke petani telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. Untuk saat ini harga beli penyalur ke petani paling tinggi sebesar Rp. 12.300 per Kg. 

"Sekarang penyalur beras ASN yang langsung beli ke petani, dan harganya pun sudah ditentukan, jadi penyalur tidak bisa bermain di harga," sebutnya.

Ditambahkannya, berasa ASN ini dipasok oleh petani Kabupaten Tanjabtim dari 6 kecamatan, seperti Kecamatan Geragai, Muara Sabak Barat, Nipah Panjang, Rantau Rasau, Berbak, Dendang. 

"Pasokan beras ini secara bergantian, sebab musim tanam dan panen tidak serentak," jelasnya ditimpali Kabid Pangan, Nandang.

Keberhasilan program beras ASN yang dicanangkan oleh Bupati Tanjabtim, Romi Hariyanto sejak periode pertama itu sempat menarik beberapa kabupaten dalam Provinsi Jambi untuk belajar dan mencoba menerapkan program itu di daerahnya. Seperti Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tebo.

"Yang baru berjalan Kabupaten Tanjabbar, tahun 2022 lalu mereka sudah launching, sedangkan Kabupaten Tebo belum berjalan," ungkapnya.

Dirinya berharap dengan terus berjalannya program beras PNS ini, tentunya dapat membantu menjaga stabilitas harga jual di tingkat petani. Sehingga tidak ada lagi petani yang bergantung pada tengkulak.

"Artinya dari pembelian beras oleh ASN, petani kita sudah terbantu ekonominya," tukasnya.(lan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: